TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI Polri (PEPABRI), Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, memberikan tanggapan terkait isu TNI disusupi paham komunis.
Sebelumnya, tudingan tersebut dilontarkan oleh mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.
Agum Gumelar mengatakan anggota TNI tidak mungkin disusupi oleh paham komunisme.
Sehingga, dirinya menilai pernyataan Gatot itu terlalu tergesa-gesa.
"Kalau ada kekuatan dari manapun itu, radikal yang ingin mengganti NKRI dan Pancasila, itu adalah musuh negara."
"Tidak mungkin anggota TNI akan termakan oleh susupan seperti ini," ujarnya dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Selasa (28/9/2021), dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Ini terlalu gopoh Saudara Gatot Nurmantyo ini," lanjutnya.
Baca juga: Peryataan Gatot Nurmantyo Soal PKI Menyusup di Tubuh TNI Dinilai Terlalu Gegabah
Baca juga: Ray Rangkuti Duga Ada 2 Target yang Disasar Gatot Nurmantyo Saat Mainkan Isu Komunis, Apa Saja?
Menurutnya, Gatot bisa bertanya dulu kepada Panglima Kostrad, Letjen TNI Dudung Abdurachman, terkait pembongkaran patung tokoh militer di Museum Dharma Bhakti Kostrad.
Sehingga, Gatot Nurmantyo tidak langsung membuat kegaduhan soal isu TNI disusupi paham komunis.
"Kalau memang situasinya seperti itu, sebagai senior bisa menanyakan kepada juniornya yang namanya Dudung Abdurachman itu."
"Tanya, minta klarifikasi. Jangan langsung membuat satu statement yang mengundang kegaduhan."
"Muncul lagi statement tambahan yang menambah kegaduhan, ini sangat tidak sehat," ungkap Agum Gumelar.
Baca juga: Jelang G30S, Gatot Sebut Tubuh TNI Disusupi PKI, Letjen Dudung Jelaskan Patung Soeharto Hilang
Baca juga: Gatot Nurmantyo Duga TNI AD Disusupi PKI, Ini Respon Istana
Diketahui, dalam webinar berjudul TNI versus PKI, Minggu (26/9/2021), Gatot Nurmantyo menyebut diorama patung pahlawan revolusi yang berjasa menumpas PKI sudah hilang dari Museum Dharma Bhakti Markas Kostrad.
Menurut Gatot, hal ini mengindikasikan ada penyusupan di tubuh TNI.
Jawaban Pangkostrad
Sebelumnya, Dudung Abdurachman membenarkan patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad, yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) sebelumnya ada di dalam museum tersebut.
Patung tersebut, kata Dudung, dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI Azmyn Yusri (AY) Nasution pada 2011 sampai 2012.
Dudung mengatakan kini patung tersebut diambil oleh penggagasnya yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepadanya selaku Panglima Kostrad saat ini.
Baca juga: Ada 2 Target yang Disasar Gatot Nurmantyo Saat Mainkan Isu Komunisme
Baca juga: Pangkostrad Bantah Tuduhan Gatot Nurmantyo Ada Penyusupan PKI di Balik Pembongkaran Patung Soeharto
Ia menghargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya.
"Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata Dudung dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021), seperti diberitakan Tribunnews.com.
Dudung membantah tudingan yang mengaitkan penarikan tiga patung tersebut untuk melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S pada 1965.
Ia juga menegaskan tudingan tersebut tidak benar.
Baca juga: Profil Gatot Nurmantyo, Eks Panglima TNI Tuding TNI Disusupi Komunis Terkait Hilangnya Diorama G30S
Baca juga: Panglima TNI Jawab Tudingan Gatot Nurmantyo Soal Isu Komunisme Telah Menyusup di Institusi Militer
Dudung menegaskan dirinya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama yakni tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu.
Seharusnya, kata dia, Gatot selaku senior di TNI terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan menanyakan langsung kepada dirinya selaku Panglima Kostrad.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Gita Irawan)