TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepergian deklarator Partai Demokrasi Indonesia (PDI) tahun 1973 sebelum berubah menjadi PDI Perjuangan, Sabam Sirait, merupakan kehilangan mendalam bagi kader-kader PDI Perjuangan.
Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin mengatakan bahwa ia masih cukup buta dengan politik dan kepartaian.
Sebab ia adalah prajurit profesional hingga menjadi Sekretaris Militer Presiden Megawati.
Kemudian ia mengenal PDI Perjuangan, yang diantaranya dari Sabam Sirait.
"Saya mengenal beliau yang saya hormati dan saya banggakan. Dan tentu saya tidak akan pernah lupa kepada beliau yang mengajarkan saya soal ideologi Pancasila, dan dari situlah saya tergerak menjadi kade partai. Selamat jalan senior dan orang tua kami tercinta. Tentu perjuangan bapak akan kami teruskan," ungkap TB Hasanuddin, saat melayat ke rumah duka di Jalan Depsos, Bintaro, Jakarta Selatan.
Hal yang sama disampaikan Ribka Tjiptaning, yang kini duduk di Komisi VII DPR RI.
Ning, begitu ia disapa, mengenal Sabam sejak muda, saat masih Orde Baru.
Ning sangat terkesan ketika para tokoh pro-demokrasi menggelar mimbar bebas dan melawan Orde Baru.
"Pak Sabam banyak orasi. Kalau saya, anak muda, yang saat itu jaga pos kesehatan," ungkap Ning di rumah duka di kediaman Sabam Sirait.
Ning pun sangat kehilangan Sabam.
Ia merasa sedih ketika mendengar kepergiaan Sabam.
Bahkan dia punya hubungan yang sangat dekat, dan Sabam sering menasihati Ning agar membuat anak-anaknya bergembira.
"Pak Sabam adalah panutan politisi yang sangat idealis. Ia berkawan dengan siapa saja. Sama semua golongan berkawan. Pak Sabam tak memilah-milah orang," ungkap Ning.
Anggota DPRD Kabupaten Toba dari Fraksi PDI perjuangan, Fauzi Suwira Gunawan, yang sengaja datang jauh-jauh untuk melayat mengatakan bahwa Sabam ini merupakan tokoh panutan yang sangat dikagumi banyak orang.
Sosok seperti Sabam ini sangat susah ditemui di gelanggang politik saat ini.
"Saya sering diskusi dengan beliau, dan beliau selalu mengingatkan agar anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa, harus tetap idealis dan harus terus memikirkan rakyat serta jangan takut mengatakan yang benar," demikian Fauzi.