News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Elektabilitas Gerindra Turun dalam Survei SMRC, Rahayu Saraswati: Bukan Hal yang Mengagetkan

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Rahayu mengaku tidak kaget bila elektabilitas Gerindra turun.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) mengeluarkan hasil terbaru mengenai tingkat keterpilihan Partai Politik.

Hasilnya, elektabilitas Partai Gerindra mengalami penurunan dalam periode Maret 2020-September 2021.

Pada Maret 2020, Partai Gerindra mendapat angka 13,6 persen.

Namun, pada September 2021 angka tersebut turun hingga 9,9 persen.

Menyikapi temuan tersebut, Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Rahayu Saraswati mengaku tak khawatir.

Ia pun mengaku tidak terkejut dengan hasil tersebut.

Hal itu dikarenakan, naik turunnya elektabilitas partai merupakan hal yang wajar, bahkan bisa dalam hitungan bulan.

"Survei menyatakan Gerindra ada sedikit penurunan (pemilih) itu bukan hal yang mengagetkan, karena pasti ada naik turunnya dalam setiap berapa bulan," kata Rahayu dalam diskusi usai penyampaian hasil survei SMRCH secara daring, Kamis (7/10/2021).

Baca juga: Seluruh Kader dan Pengurus Gerindra Masih Menginginkan Prabowo Subianto Maju di Pilpres 2024

Sikap wajar yang diutarakan Rahayu juga dikuatkan karena penurunan elektabilitas Partai Gerindra selama Maret 2020-September 2021 dalam survei tersebut tidak signifikan.

Ia menyebut, kondisi naik-turun seperti saat ini juga pasti dirasakan setiap partai termasuk Gerindra.

"Ada saat di mana kita (Partai Politik) naik sekali, ada turun, ada naik lagi, kebetulan kita (Gerindra) lagi turun sedikit walaupun belum signifikan," ucapnya.

Kendati begitu, dirinya menyatakan, temuan ini akan menjadi evaluasi dalam internal partai.

Rahayu juga menyebut, hasil survei ini akan dijadikan upaya untuk penguatan solidaritas antar pengurus dan anggota Partai.

Baca juga: Sekjen Gerindra Minta Penetapan Jadwal Pemilu 2024 Tidak Melalui Voting

"Tentunya apa yang disampaikan dari segi survei tersebut, di mana ada 3 partai yang sangat tipis perbedaannya, sekali lagi itu jadi penguatan dan bahan evaluasi partai kami," katanya.

Inginkan Prabowo Subianto Kembali Nyapres

Rahayu Saraswati pun mengungkap hingga kini pihaknya belum masif dalam melakukan kampanye jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 seperti yang dilakukan beberapa Partai Politik.

Hal itu dikarenakan saat ini seluruh pengurus partai hingga kader partai masih melakukan beragam diskusi dan survei secara internal.

"Kami juga harus melihat pilihan kader kami itu ke arah mana dan seterusnya dan itu ada prosesnya tersendiri dan tidak mungkin seorang Prabowo Subianto atau ketua umum mengambil keputusan sepihak," kata Rahayu.

Kendati begitu, berdasarkan temuan dirinya di lapangan, dominan para pengurus dan anggota di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra setara Provinsi masih menginginkan Prabowo Subianto maju dalam Pilpres mendatang.

Ungkapan dukungan itu juga dia dapatkan dari akar rumput partai yakni para kader.

Baca juga: Gerindra: PSI dan PDIP Ajukan Interpelasi ke Anies Karena Ingin Gagalkan Formula E

Bahkan angka setuju untuk Menteri Pertahanan RI itu maju sebagai Presiden mencapai 99 persen.

Artinya kata dia, hampir keseluruhan anggota dan pengurus Partai berlogo kepala Burung Garuda berwarna emas itu meminta Prabowo untuk kembali bertarung dalam Pilpres mendatang.

"Itu adalah suara dari kader-kader kami yang solid dari pengurus-pengurus kami, semua menyatakan ingin Prabowo Subianto untuk maju kembali," katanya.

Jika permintaan itu konsisten disampaikan oleh para ketua DPD maka bukan tidak mungkin kata Rahayu, nantinya akan disampaikan dan diputuskan secara resmi dalam rapat koordinasi (rakornas) Partai Gerindra.

Hanya saja kata dia saat ini, hal tersebut masih dalam proses dan penggodokan guna menentukan sosok yang matang sebagai calon Presiden dari Partai Gerindra.

"Itu pastinya bisa sekali untuk tersampaikan dalam bentuk keputusan resmi dari Partai Gerindra untuk mengusung beliau (Prabowo Subianto), untuk maju sebagai calon Presiden 2024, tapi proses itu tentunya masih berjalan," katanya.

Prabowo Subianto Masih Unggul Dalam Survei Terkahir SMRC

Lembaga survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) kembali menyampaikan hasil survei opini publik terbarunya terkait dengan nama para calon Presiden Republik Indonesia 2024 mendatang.

Dalam survei bertajuk ‘Partai dan Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024' ini nama Prabowo Subianto menempati posisi paling atas.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan, dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 15 nama tokoh, nama Prabowo mendapat dukungan 20,7 persen.

Menteri Pertahanan tersebut mengungguli Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Tri Rismaharini, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ridwan Kamil.

"Prabowo disusul Ganjar Pranowo dengan mendapatkan dukungan 19 persen dan Anies Baswedan 14,3 persen, sementara Sandiaga Uno mendapatkan 6,5 persen , Tri Rismaharini 4,6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,5 persen, Ridwan Kamil 4,4 persen," kata Deni saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Kamis (7/10/2021).

Baca juga: Punya Elektabilitas Tinggi, Gerindra Berpeluang Usung Sandiaga Uno Tarung di Pilpres 2024

Kendati masih berada di bawah Prabowo namun elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan cenderung mengalami kenaikan.

Di mana kata Deni, kenaikan tersebut terjadi sejak Oktober 2020 hingga September 2021 lalu.

Sedangkan untuk Prabowo Subianto mengalami penurunan hingga sekitar 2,5 persen.

"Ada peningkatan dukungan publik dari 10 persen menjadi 14,3 persen untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hal yang sama terjadi pada Ganjar Pranowo naik dari 11,7 persen menjadi 19 persen," kata Deni.

"Sementara dukungan kepada Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, sedikit melemah dari 22,2 persen menjadi 20,7 persen," sambungnya.

Lebih lanjut kata Deni, penurunan dukungan pada Prabowo dan kenaikan suara Ganjar dan Anies juga bisa dilihat dalam simulasi pilihan tertutup terhadap tiga nama tersebut.

Di mana dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 3 nama ini, pada survei September 2021 Prabowo mendapat dukungan 30,8 persen disusul Ganjar Pranowo 29,3 persen, dan Anies Baswedan 25 persen.

Kata Deni, angka ini mengalami perbedaan jika dibandingkan pada hasil survei bulan Mei 2021 kemarin.

“Dibanding hasil survei Mei 2021, dukungan untuk Ganjar pada September 2021 dalam simulasi 3 nama menguat dari 25,5 persen menjadi 29,3 persen. Anies sedikit naik dari 23,5 persen menjadi 25 persen. Sedangkan Prabowo cenderung melemah dari 34,1 persen menjadi 30,8 persen,” ujarnya.

Sebagai informasi, populasi pada survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memili hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden, dengan responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 981 atau 80 persen.

Adapun kurun waktu yang dibutuhkan untuk wawancara di lapangan yakni dilakukan pada 15-21 September 2021.

Margin of error (MoE) pada survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check) dan dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini