News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun Sampaikan Pesan bagi Peserta Kader Bangsa Fellowship Program 9

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun menjadi pembicara dalam pertemuan Pemimpin Muda Kader Bangsa dari Aceh hingga Papua, Kamis (7/10/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun hadir menjadi pembicara dalam pertemuan Pemimpin Muda Kader Bangsa dari Aceh hingga Papua, Kamis (7/10/2021).

Dalam pertemuan Kader Bangsa Fellowship Program 9 ini, Budayawan Emha Ainun Nadjib memberikan pesannya untuk para peserta.

Menurut Cak Nun, setiap orang harus belajar menjadi manusia baru.

Kemudian, manusia perlu belajar mengembangkan diri.

"Anda bangun diri sendiri, kemudian Anda latih. Pastikan bahwa mental Anda berisi ilmu yang sesuai, sikap sesuai porsinya," kata Cak Nun secara virtual, Kamis (7/10/2021).

"Perkara nasibnya jadi apa, itu bukan tujuannya, yang penting membangun diri menjadi manusia baru," lanjutnya.

Baca juga: Arti Penting Semangat Persatuan dan Kesatuan untuk Memperkuat dan Memperkokoh NKRI

Lebih lanjut, Cak Nun juga menyampaikan, manusia akan merasakan hasilnya sesuai apa yang diperbuat sebelumnya.

"Misalnya, saya sekarang sial ternyata itu berjodoh dengan perilaku saya yang dulu."

"Setiap orang itu akan memetik buah yang ditanam sendiri dari pohonnya," tuturnya.

Sebagai kader bangsa, penting untuk membangun dan membina diri sendiri.

Hingga akhirnya, bisa menjadi pemimpin diri sendiri, pemimpin keluarga hingga bangsa dan negara.

Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun menjadi pembicara dalam pertemuan Pemimpin Muda Kader Bangsa dari Aceh sampai Papua, Kamis (7/10/2021). (Tangkap layar via Zoom)

Diketahui, saat ini berlangsung pertemuan pemimpin muda yang berasal dari dari Aceh hingga Papua.

Pertemuan Kader Bangsa Fellowship Program 9 ini dimulai dari tanggal 4-8 Oktober 2021.

Para kader terdiri dari berbagai latar belakang profesi dan aktivitas dengan rentang usia 25-35 tahun, didukung oleh forum aplikasi online Kaskus dan Pertamina.

Adapun, Sekolah pemimpin muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) Angkatan Kesembilan ini diikuti 100 pemimpin muda pilihan yang mengikuti pelatihan secara hybrid.

Kali ini, tema yang diusung di angkatan 9, yakni Menyongsong Era Transformasi dan New Normal, Menuju Generasi Baru Kepemimpinan Indonesia.

Turut hadir dalam kegiatan ini sebagai narasumber, Gubernur Lembaga Petahanan Nasional Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, mantan Kepala BPIP Yudi Latif, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Staf Khusus Presiden Arif Budimanta, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Kemudian, ada juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Komisaris Telkomsel Wisnutama, CEO GDP Venture Martin Hartono, Direktur Prakerja yang juga ekonom Denni Purbasari, dan Sekretaris Eksekutif KPCPEN Raden Pardede.

Selanjutnya, ada Direktur Eksekutif Lokataru Hariz Azhar, Koordinator ICW Adnan Topan Husodo, Pimred Kompas.com Wisnu Nugroho, hingga Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun.

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno menghadiri pembukaan pertemuan dan pelatihan kepemimpinan muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) angkatan kesembilan. (Istimewa)

Mensesneg Buka Pertemuan Pemimpin Muda Kader Bangsa dari Aceh Sampai Papua

Dikutip dari Surya.co.id, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, menjadi pembuka dalam pertemuan dan pelatihan kepemimpinan muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) angkatan kesembilan.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengungkapkan, kondisi pandemi Covid-19 menjadi momen yang tepat bagi seluruh elemen bangsa untuk berinovasi dan bertransformasi demi meraih peluang di era disrupsi.

“Anak muda harus punya semangat, menjadi pemimpin untuk bertransformasi, bermigrasi dan mendapatkan kebaikan yang maksimal. Jangan sampai bangsa kita justru menjadi bangsa follower, bukan leader,” ujarnya.

Guru Besar Universitas Gadjah Mada ini mengatakan, kecepatan dalam memutuskan dan sikap responsif terhadap perubahan yang ada menjadi kunci untuk bertahan di era disrupsi.

“Kesiapsiagaan selalu penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah kecepatan untuk menanggapi permasalahan, kecepatan untuk menemukan solusinya,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pratikno memberikan apresiasi kepada peserta, alumni, dan inisiator KBFP yang secara konsisten menyelenggarakan pelatihan untuk calon pemimpin muda di masa depan.

“Saya menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya menyelenggarakan program kepemimpinan kader bangsa semacam ini,” ungkapnya.

Pratikno berharap diselenggarakannya KBFP secara rutin dapat mendorong generasi muda untuk berpikir kritis dan jauh kedepan.

“Saya sangat mengharapkan kader bangsa fellowship program ini bisa mengajak para peserta merancang dan memprediksikan situasi kedepan, untuk Indonesia yang lebih baik,” tambahnya.

Menurut Pratikno, pandemi Covid-19 menambah kondisi disrupsi sebelumnya yakni revolusi industri 4.0 yang merubah kehidupan menjadi serba digital.

Ia menyebut, peran anak muda untuk terus berusaha bermigrasi dengan ilmu pengetahuan baru, metode baru dan arah kerja yang baru.

“Teruslah bermigrasi dan berinovasi dengan cara-cara baru untuk memberikan nilai tambah ke masyarakat, bangsa dan negara. Terus lah berjejaring untuk memperkuat sebuah upaya yang terntegrasi dari bangsa kita, membangun Indonesia incorporated,” tutupnya.

Baca juga: Mendagri Sebut Pemerintah Kota Jadi Pilar Utama Merawat Toleransi

Sementara itu, Founder dan Course Leader KBFP, Dimas Oky Nugroho, mengatakan, tujuan diselenggarakannya kegiatan ini untuk ikut mempersiapkan anak-anak muda sebagai calon pemimpin masa depan yang memiliki kompetensi, integritas, serta loyalitas kebangsaan.

Mereka diharapkan mampu membangun solusi bagi tantangan Indonesia pada saat ini dan ke depan.

“Pertemuan dan pelatihan kepemimpinan muda angkatan sembilan ini dilakukan khususnya menjawab tantangan pandemi dan situasi ekonomi yang terjadi di masyarakat."

"Hari ini semua negara bangsa, apalagi Indonesia, membutuhkan konsolidasi seluruh elemen negara, antara lain institusi pemerintah, aktor politik, bisnis, masyarakat sipil dan tentunya anak muda yang saat ini memiliki jumlah demografi yang sangat besar," ujar Dimas.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Surya.co.id)

Simak berita lainnya terkait Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini