News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Luhut: Penanganan Covid-19 di Indonesia Dipuji Dunia, Awalnya Kita Di-Bully Bangsa Sendiri

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dipuji oleh berbagai negara di dunia dalam penanganan Covid-19.

Namun berbeda dengan kondisi di dalam negeri.

Menurut Luhut, justru penanganan Covid-19 sempat dilecehkan oleh bangsa sendiri.

"Kita sudah buktikan dengan penanganan Covid-19 yang begitu kompleks, Indonesia dipuji berbagai dunia, di mana awalnya, kita dilecehkan, di-bully oleh bangsa sendiri," kata Luhut dalam sambutannya di ajang CMSE 2021, Kamis (14/10/2021) seperti dikutip dari Kompas.com.

Luhut mengatakan, penanganan Covid-19 merupakan salah satu tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Baca juga: Strategi Pemerintah Hadapi Prediksi Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Pelonggaran Aktivitas

Ia pun percaya bangsa Indonesia bisa menyelesaikan masalah itu sendiri.

"Menurut hemat saya, kita harus percaya bahwa bangsa ini bisa menyelesaikan masalahnya sendiri," ujar Luhut.

"Jadi, jangan terlalu kita merasa bahwa orang lain lebih bagus dari kita."

Luhut menambahkan, dari pengalaman menangani pandemi Covid-19, telah mengajarkan bahwa Indonesia mampu beradaptasi.

Ia mencontohkan, pada pertengahan Juni lalu, misalnya, Indonesia menghadapi situasi yang didorong oleh varian Delta yang sangat cepat berkembang.

Kasus harian yang biasanya di bawah 10.000, kata dia, tiba-tiba melonjak hingga mencapai puncaknya di angka 56.000 hanya dalam beberapa hari.

"Ketika itu kasus aktif mencapai lebih dari 500.000 dan kapasitas kesehatan berada di ambang batas, yang saat itu kita khawatirkan. Banyak celaan kepada kami," ucap Luhut.

Ketika mengalami kondisi tersebut, kata Luhut, pemerintah akhirnya memutuskan untuk menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Selain itu, juga sembari menambah fasilitas kesehatan untuk menangani pasien Covid-19 yang melonjak signifikan.

"Menghadapi situasi tersebut, langkah pembatasan mobilitas masyarakat menjadi satu-satunya pilihan yang harus diambil," ujar Luhut.

"Per 3 Juli, pemerintah menerapkan PPKM darurat level Jawa dan Bali dengan menurunkan mobilitas masyarakat sehingga kasus harian dapat ditekan serta memberi waktu pemerintah menyiapkan fasilitas kesehatan."

Selanjutnya, pada evaluasi PPKM di tanggal 11 Oktober 2021, situasi pandemi Covid-19 mulai menunjukkan adanya perbaikan.

Kasus positif Covid-19 harian secara nasional pun mengalami penurunan hingga 98,4 persen.

Sementara kasus konfirmasi di Jawa-Bali juga menunjukan penurunan hingga 98,9 persen dari puncaknya pada 15 Juli lalu.

Selain kasus harian yang terus membaik, jumlah kematian harian akibat Covid-19 di Indonesia juga terus mengalami penurunan.

Pada 10 Oktober, terdapat kasus kematian sebesar 39 persen secara nasional dan 17 persen untuk wilayah Jawa dan Bali.

Dengan data tersebut, dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN, kasus Indonesia termasuk yang terendah.

Covid-19 Recovery Index Indonesia yang dirilis oleh NIKKEI menunjukkan bahwa peringkat Indonesia sudah jauh lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, hingga Thailand.

Jangan Berpuas Diri

Sementara itu,  Ketua DPR RI Puan Maharani meminta seluruh pihak tidak cepat berpuas diri apalagi bereuforia dengan laju penularan Covid-19 yang semakin melandai.

Meski positivity rate nasional sudah di bawah 5 persen atau sesuai standar WHO, lonjakan penularan masih mungkin terjadi.

“Meski positivity rate sudah di bawah standar bahkan belakangan ini sudah di bawah 1 persen tapi selama masih ada kasus baru per harinya, Covid-19 masih bisa mungkin melonjak kalau kita lengah,” kata Puan melalui keterangannya di Jakarta, Kamis (14/10/2021).

Tren laporan kasus positif Indonesia sempat mengalami penurunan hingga hanya 620 kasus pada Senin (11/10/2021).

Namun demikian jumlahnya meningkat nyaris dua kali lipat pada Rabu (13/10/2021) yakni sebanyak 1.233 kasus.

“Meski dalam jumlah kecil, selama penularan masih bisa berlipat ganda, potensi lonjakan dalam jumlah besar masih tetap ada. Jadi kita harus terus waspadai. Jangan cepat berpuas diri,” ucap Puan.

Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut Disiplin Prokes Masyarakat Terus Membaik Tapi Tetap Harus Waspada

Puan eminta pengawasan terhadap penerapan PPKM di sejumlah daerah terus diperketat, sesuai dengan aturan masing-masing level.

“Aturan masuk mal, transportasi publik, tempat wisata dan sebagainya, tidak boleh kendor sedikit pun,” ujarnya.

Mantan Menko PMK ini juga kembali mengingatkan potensi mobilitas orang yang tinggi saat masa libur akhir tahun, yang bisa memicu lonjakan kasus.

Terlebih sejumlah daerah tujuan wisata sudah dibuka bagi wisatawan mancanegara.

“Intinya mobilitas masyarakat maupun orang asing harus menaati aturan dan prosedur yang berlaku, jika tidak ingin kasus kembali melonjak saat libur Lebaran lalu,” kata Puan.

Lebih lanjut Puan mengingatkan seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat semakin gencar menerapkan 3 pilar pengendalian Covid-19 yakni  penerapan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan dengan sabun); percepatan vaksinasi; serta penguatan testing, tracing, treatment (3T) di lapangan.

“Mari bersama-sama mendisiplinkan diri kita untuk taat prokes dan ikut serta mengajak orang di sekitar kita untuk vaksinasi,” ujarnya.

Puan mengatakan jika Covid-19 bisa semakin terkendali berkat kerja keras dan gotong royong seluruh elemen bangsa, maka Indonesia bisa cepat pulih dari pandemi, sehingga aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat bisa kembali normal.

“Jika kita disiplin, tahun depan bisa jadi momentum kebangkitan bangsa Indonesia dari hantaman Covid-19,” pungkasnya.

Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini