Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di masa pandemi virus corona (Covid-19) seperti saat ini, angka kemiskinan semakin meningkat dan ini menjadi salah satu permasalahan yang harus diatasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) per kuartal I 2021 merilis, jumlah penduduk miskin di Indonesia menembus angka 27,54 juta jiwa.
Meningkatnya jumlah penduduk yang mengalami kemiskinan ini, tentu akan berdampak pula pada pemenuhan terhadap kebutuhan pangan, termasuk pembelian bahan pokok.
Oleh karena itu, sejumlah pihak berupaya untuk membantu mendorong pemenuhan kebutuhan tersebut.
Seperti yang dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam menginisiasi program Operasi Pangan Murah.
Melalui program ini, masyarakat diajak untuk turut ambil bagian dalam menyediakan kebutuhan pangan berkualitas dengan harga yang murah untuk keluarga prasejahtera yang semakin mengalami kesulitan di masa pandemi ini.
Presiden ACT Ibnu Khajar mengatakan pandemi membuat banyak masyarakat kini sulit dalam mendapatkan bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau.
Pihaknya akhirnya menghadirkan Operasi Pangan Murah dan Operasi Pangan Gratis sebagai salah satu solusi bagi masyarakat agar tetap dapat memenuhi kebutuhannya.
"Sebaik-baiknya sedekah adalah memberikan makan kepada saudara kita yang kesulitan," kata Ibnu, dalam peluncuran Operasi Pangan Murah di Masjid Assuada, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (15/10/2021).
Hadirnya Operasi Pangan Murah dan Distribusi Operasi Pangan Gratis secara serentak ini, kata dia, dilakukan di 100 Kantor Cabang ACT yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca juga: Berkaca Adanya Pandemi Covid-19, akan Muncul Model Baru Bisnis Kuliner Tahun Depan
"Saat ini, yang terlihat, masyarakat sudah mulai beraktivitas kembali. Namun faktanya, tidak sedikit masyarakat miskin yang mendatangi kantor cabang ACT di daerah-daerah untuk menanyakan bantuan pangan. Hal ini seolah menunjukkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat, belum pulih," jelas Ibnu.
Melesunya perekonomian global termasuk Indonesia, tentu membuat banyak orang dibayangi potensi kemiskinan akut hingga mereka tidak memiliki uang untuk sekadar membeli kebutuhan pangan.
Perlu diketahui, pandemi berdampak pada banyaknya kalangan yang mengalami pemotongan penghasilan.