TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga penjamin keamanan digital SAFEnet menanggapi soal adanya ancaman dan bullying serta doxing yang dialami warganet atas cuitannya yang mengkirtik kinerja Kepolisian RI (Polri).
Diketahui dalam cuitan tersebut, seorang warganet membandingkan kinerja Polri dengan penjaga keamanan atau Security sebuah bank swasta.
Atas cuitan tersebut, warganet itu mengalami ancaman dan bullying yang diduga dilakukan oleh anggota kepolisian.
Menyikapi hal itu, SAFEnet mengungkapkan akan mencoba membantu warganet yang menjadi korban tersebut dari segi keamanan digital yang dimilikinya.
Bahkan saat ini pihak dari SAFEnet telah melakukan konsultasi dengan korban.
"Dari SAFEnet coba bantu untuk konsultasi keamanan digitalnya. tim kami sudah berkontak dengan korban dan sudah ada konsultasi untuk keamanan digital korban," ungkap perwakilan dari Divisi Keamanan Online SAFEnet yang enggan menyebutkan namanya dengan alasan keamanan korban, saat dikonfirmasi, Senin (18/10/2021).
Lebih lanjut, SAFEnet menegaskan kalau upaya yang akan dilakukan pihaknya ini adalah untuk membantu korban terkait pengamanan digital miliknya.
Baca juga: 5 Fakta Ramai Oknum Mengintimidasi Warganet, Buntut Cuitan Polisi Diganti Satpam
Sedangkan untuk upaya melindungi kondisi keamanan digitalnya, kata pihak SAFEnet itu dilakukan oleh korban itu sendiri.
"Upaya (melindungi keamanan digital) itu dari korban sendiri, kami bantu memberikan saran keamanan yang bisa dilakukan korban," tukasnya.
Sebelumnya, Kepolisian RI menegaskan pihaknya tidak anti kritik menyusul viralnya seorang netizen yang mendapatkan ancaman aksi teror usai menggunggah kritik yang membandingkan perilaku anggota Polri dengan satpam BCA.
"Polri tidak anti ya terhadap kritik-kritik yang disampaikan oleh masyarakat," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Senin (18/10/2021).
Ramadhan menuturkan kritik yang disampaikan merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap kinerja kepolisian agar lebih baik lagi.
"Itu menunjukkan masyarakat yang peduli terhadap kinerja kepolisian, menginginkan kinerja kepolisian dengan lebih baik," jelasnya.
Lebih lanjut, Ramadhan menyampaikan pihak kepolisian juga menindaklanjuti curahan hati netizen itu sebagai pengaduan masyarakat.
"Kepolisian merespon dengan menindaklanjuti laporan atau pengaduan secara profesional transparan dan akuntabel ya," tukasnya.
Sebagai informasi, seorang netizen akun Twitter @fchkautsar mendapatkan aksi teror setelah mengkritik Polri di akun sosial medianya. Dia mendapatkan ancaman kekerasan hingga pembunuhan tak lama unggahanya itu viral.
Adapun kritik yang disampaikannya berkaitan dengan membandingkan perilaku satpam bank Swasta dengan anggota polisi. Ia menyatakan satpam bank swasta dinilai jauh lebih sopon dan santun dibandingkan personel Polri.
"Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gaksih,” cuit akun tersebut.
Kicauan itu pun menuai pro dan kontra di sosial media. Adapun kritik itu juga masih dalam rentang waktu yang sama terkait vitalnya tagar #PercumaLaporPolisi yang viral di media sosial.
Hal ini buntut penghentian penyelidikan terkait kasus dugaan pencabulan di bawah umur oleh ayah kandung kepada tiga anak anak di Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).