Kesimpulan SMRC, kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf relatif stabil.
Sirojudin menambahkan SMRC juga meneliti anggapan publik terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf secara spesifik, yakni terkait pemberantasan korupsi.
Hasilnya sebagian besar responden menilai korupsi di Indonesia tahun ini semakin banyak.
"Ada 49,1 persen warga yang menilai korupsi di negara kita pada umumnya sekarang ini semakin banyak dibanding tahun lalu. Yang menilai semakin sedikit ada 17,1 persen, dan ada 27,8 persen yang menilai sama saja. Yang tidak tahu 6 persen," lanjut Sirojudin.
Baca juga: Presiden Jokowi Kendarai Rantis Sapa Masyarakat di Tarakan
Kemudian SMRC juga meneliti pandangan publik terhadap penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Hasilnya yakni 11,8 persen menjawab sangat puas, 56,7 persen menjawab puas, ada 23,5 persen responden kurang puas, 6 persen responden tidak puas, dan 2 persen menjawab tidak tahu.
Namun, dikatakan Sirojudin, kepuasan ini cenderung menguat dalam setahun terakhir, yang mana pada Oktober 2020 tingkat kepuasan terhadap penanganan Covid-19 sebesar 60,7 persen menjadi 64,6 persen pada September 2021.
SMRC juga meneliti kinerja Jokowi-Ma'ruf dalam menangani masalah ekonomi.
"Dalam survei September 2021, hanya 17 persen publik yang menilai kerja pemerintah semakin baik dalam mengurangi pengangguran. Yang menilai semakin buruk 47 persen, yang menilai tidak ada perubahan 34 persen, dan yang tidak tahu 3 persen," papar Sirojudin.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Shella Latifa/Reza Deni)
Berita terkait 2 Tahun Jokowi-Maruf Amin