2 Tahun Jokowi & Maruf Amin

Periode Kedua Jokowi, Politisi PKS Soroti Kebebasan Demokrasi dan Sebut Buzzer Politik Parasit

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Preisden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Preisden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin

TRIBUNNEWS.COM - Kebebasan demokrasi di periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut mulai hilang.

Hal itu diungkapkan Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo, Daryono, dalam evaluasi dua tahun kepemimpinan Jokowi bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

"Karena lingkup saya di Solo, mewakili masyarakat bawah, kondisi yang saya lihat di lapangan rapor merahnya (Jokowi-Ma'ruf) di masalah kebebasan demokrasi yang hilang."

"Ini yang disayangkan karena istilahnya kebebasan berekspresi, kebebasan sipil dalam menyatakan pendapat sangat diberangus di periode kedua ini," ungkap Daryono dalam program Overview Tribunnews.com, Kamis (21/10/2021).

Baca juga: 2 Tahun Jokowi-Maruf Amin, Sekjen Partai Perindo: Membanggakan, Rakyat Merasakan Manfaatnya

Daryono menilai apa yang terjadi di masyarakat berbanding terbalik dengan apa yang sering disampaikan Jokowi.

Jokowi diketahui membuka pintu kritik selebar-lebarnya.

"Tetapi di lapangan ketika ada kritikan yang ada hanya pemberangusan, ini disayangkan," ujarnya.

Daryono menyebut sejumlah kejadian menunjukkan turunnya kebebasan demokrasi di Indonesia.

"Dari yang demo mendapat perlakuan kasar aparat, aksi masa yang mendapat banyak pertentangan, kemudian yang paling viral masalah mural juga mendapatkan pembungkaman," ungkapnya.

Baca juga: Dua Tahun Jokowi-Maruf, PKS Beri Catatan Soal Ketahanan Keluarga Serta Perlindungan Ibu dan Anak

Soroti Buzzer

Ilustrasi media sosial. (Tribun Jakarta/Net)

Selain itu, Daryono juga menyoroti hadirnya para buzzer di media sosial.

"Kita sayangkan dalam konteks serangan digital pada orang yang kritis terhadap pemerintahan," ungkapnya.

"Buzzer-buzzer politik menurut saya adalah parasit dalam dunia demokrasi," imbuhnya.

Daryono menyebut buzzer politik merusak budaya demokrasi.

"Karena ketika ada orang yang kritis terhadap pemerintahan di medsos, itu langsung serangan kepada mereka luar biasa."

"Ini membuat budaya demokrasi kita turun ke titik nadir, ke titik terendah," ungkapnya.

"Dua hal ini yang menurut saya mendapat keprihatinan yang sangat dalam periode Jokowi-Ma'ruf," pungkasnya.

Berita terkait 2 tahun Jokowi-Maruf

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini