Glery Lazuardi/Tribun Network
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Sunanto, mengajak semua pemuda Indonesia optimistis dan percaya diri menghadapi Revolusi Industri 4.5.
Menurut dia, pemuda Indonesia harus mampu membuktikan diri dapat bersaing dengan pemuda-pemuda lainnya dari berbagai negara.
"Jadi (pemuda Indonesia,-red) optimis dan membuktikan diri. Anak muda itu harapan bukan menjadi masalah bagi negara," ujarnya, dalam sesi diskusi Sumpah Pemuda 28 Oktober Memasuki Revolusi 4.5 yang diselenggarakan Jakarta Journalist Center, pada Sabtu (30/10/2021).
Baca juga: Semangat Hari Sumpah Pemuda, Kementan Kembangkan Pangan Lokal dalam Perspektif Budaya dan Pariwisata
Kini, pemuda Indonesia tengah menghadapi persaingan global.
Di tengah derasnya arus budaya dan informasi dari luar, kata dia, pemuda harus mempunyai semangat ke-Indonesiaan.
Dia menilai, situasi ini berbeda dengan 93 tahun lalu atau saat lahirnya Sumpah Pemuda, di mana para pemuda masih berjuang menggunakan bambu runcing untuk melawan penjajah.
Baca juga: 93 Tahun Sumpah Pemuda, Kebijakan Negara Harus Representasikan Harapan Milenial
Jika dilihat dari perspektif kekinian, dia mengungkapkan, pemuda Indonesia mungkin dianggap kehilangan karakter.
Namun, dia menegaskan, ruang kecintaan berbangsa dan bernegara tidak bisa lagi dengan cara berperang menggunakan bambu runcing.
"Tidak bisa dilakukan model lama, tetapi ditanamkan tetap menjadi satu kesatuan dengan yang lain. Keyakinan bersama untuk membangun bangsa. Anak muda memiliki spirit tinggi dan diharapkan menjadi salah satu tonggak masa depan. Semangat ke-Indonesian terus tumbuh di Indonesia juga menjadi kekuatan," kata dia.
Baca juga: Maknai Sumpah Pemuda, Pimpinan DPR Ajak Kaum Muda Lebih Kreatif dan Inovatif
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Papua Barat, Armando Rilon Idorway, mengatakan pemuda-pemuda Indonesia harus tetap belajar cinta kepada tanah air.
Hal ini sudah dilakukan oleh pihak Karang Taruna Papua Barat untuk mengajarkan putra-putri asal 'Bumi Cenderawasih' untuk mencintai negara Indonesia.
"Kami melakukan kegiatan politik kebangsaan bekerjasama dengan polda dan pangdam. Wawasan kebangsaan dan cinta NKRI. Lakukan kegiatan positif. Membangun Papua dalam bingkai NKRI," ujarnya.
Untuk menghadapi Revolusi Industri 4.5, pihaknya siap melakukan perubahan tanpa meninggalkan budaya dan adat istiadat Papua dan Negara Indonesia.
"Pikiran kami terbuka. Kami rindu perubahan sehingga tdk ketinggalan dengan teman-teman," tambahnya.