“Indonesia memiliki lahan hijau yang luas dan memiliki lahan yang berpotensi untuk dihijaukan, serta negara yang memiliki laut yang luas yang potensial menyumbang karbon membutuhkan dukungan dan kontribusi dari dunia internasional, termasuk negara-negara maju,” ujar Presiden.
Jokowi menegaskan, Indonesia akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif dan pembiayaan campuran, obligasi hijau, dan sukuk hijau.
Selain itu, carbon market dan carbon prize harus menjadi bagian dari penanganan isu perubahan iklim yang harus diperhatikan dunia.
Baca juga: Indonesia Resmi Terima Presidensi G20, Jokowi Janji Dorong Pemulihan Ekonomi Dunia
Karena itu, ekosistem ekonomi karbon yang transparan, berintegritas, dan adil menurut Presiden RI harus diciptakan.
Disaat yang sama, Presiden mendeklarasikan pernyataan bersama forum negara kepulauan dan pulau kecil atau Archipelagic and Island State (AIS) Forum.
Presiden juga menyatakan komitmen untuk memajukan kerja sama pada sektor kelautan dan aksi iklim di UNFCCC.
“Atas nama forum negara kepulauan dan pulau kecil (AIS), Indonesia merasa terhormat dapat mensirkulasikan pernyataan bersama para pemimpin AIS forum. Sudah menjadi komitmen AIS forum untuk terus memajukan kerja sama kelautan dan aksi iklim di UNFCCC,” katanya.