TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengabarkan saat ini pengendalian Covid-19 di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat baik.
Bahkan perkembangan baik ini, kata Wiku, diakui oleh dunia.
Pencapaian ini dipertegas dengan penempatan Indonesia sebagai negara dengan level 1 oleh Centers for Disease Control (CDC).
Informasi tersebut disampaikan oleh Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (2/11/2021).
Menurut Wiku, pencapaian ini ditandai dengan penurunan kasus yang telah terjadi selama kurang lebih 3 bulan.
Tidak hanya itu, penularan di Indonesia dikatakan rendah dengan rata-rata penambahan kasus harian di angka 700 kasus dan kasus aktif yang hanya sebesar 0,29 persen.
Baca juga: Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19, Menkes Ingatkan Nakes Pentingnya Testing Epidemiologis
Baca juga: BPOM Izinkan Vaksin Sinovac dan Bio Farma untuk Anak Usia 6-11 Tahun, Berikut Ini Efikasinya
Bahkan, angka kesembuhan pun sudah mencapai 96,33 persen.
Padahal, kata Wiku, saat ini aktivitas dan mobilitas masyarakat sudah mulai kembali berjalan.
Indonesia juga telah berhasil melaksanakan kegiatan berskala nasional dan saat ini sedang mempersiapkan kegiatan berskala internasional.
"Hal inilah yang membuat perkembangan baik ini diakui dunia bahkan Centers for Disease Control saat ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan level 1," terang Wiku.
Untuk itu, Wiku mengapresiasi seluruh lapisan masyarakat yang telah turut berkontribusi dalam pencapaian ini.
"Ini diraih melalui upaya berlapis yang terus-menerus dan kontribusi semua pihak."
"Termasuk pembatasan mobilitas dan juga peningkatan cakupan vaksinasi dan protokol kesehatan pada kegiatan masyarakat," kata Wiku.
Baca juga: Pengusaha Otobus Harap Pemerintah Hadirkan Fasilitas Tes Covid-19 di Terminal
Apabila melihat perkembangan kasus Covid-19 secara global, data di beberapa negara menunjukkan kembali terjadinya peningkatan kasus.
Menurut Wiku, hal ini karena upaya yang dilakukan tidak menyeluruh, sehingga berpotensi mengalami peningkatan kembali.
Seperti di antaranya negara Australia, Singapura dan Vietnam.
Kasus Covid-19 dapat ditekan dalam waktu yang sama dengan jumlah kasus tidak lebih dari 50 per harinya.
Lebih dari 60 persen penduduk Australia dan Singapura bahkan telah divaksin dosis lengkap.
Kendati demikian, akibat adanya varian Delta, kasusnya langsung meningkat tajam.
Bahkan dikabarkan mencapai 40 sampai 90 kali lipat.
Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 serta Cara Perbaiki Data Sertifikat Vaksin yang Salah
Sementara itu, di negara Israel, Rumania dan Ukraina meskipun ketiganya telah melewati lonjakan kasus pertama dan kedua, nyatanya kasus ketiga masih terjadi baru-baru ini.
Padahal dengan tingginya warga yang telah terkena Covid-19 seharusnya imunitas di tengah masyarakat telah terbentuk, sehingga dapat menekan penularan selanjutnya.
"Hal ini menandakan bahwa upaya pembatasan mobilitas yang sangat ketat dan peningkatan cakupan vaksinasi bukanlah solusi tunggal untuk menekan kasus."
"Negara yang telah melakukan keduanya, nyatanya tetap dapat meningkat kasusnya karena aktivitas masyarakat yang tidak sejalan dengan disiplin protokol kesehatan," jelas Wiku.
Bila dibandingkan dengan Indonesia, paska lonjakan kasus kedua, Indonesia melakukan upaya berlapis dan menyeluruh untuk menekan kasus.
"(Yakni di antaranya karena) pertama, tingginya kasus positif pada lonjakan kedua menyebabkan meningkatnya jumlah penyintas Covid-19 yang kekebalan alami tubuhnya meningkat."
"Kedua, meningkatnya usaha dan cakupan program vaksinasi yang cukup signifikan dalam waktu cepat, sehingga berkontribusi membentuk kekebalan tubuh masyarakat"
"Yang ketiga, upaya pembatasan aktifitas masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi daerah hingga tingkat kabupaten kota dan terus dievaluasi setiap dua minggu, ini efektif untuk menekan penularan."
Baca juga: Indonesia Kembali Terima 4 Juta Lebih Vaksin Covid-19
"Yang keempat upaya pembatasan mobilitas yang tidak hanya dilakukan antar wilayah Indonesia namun juga dari luar negeri," jelas Wiku.
Pembatasan mobilitas ini semakin meminimalisir potensi penularan kasus informasi.
"Dan yang kelima adalah pembukaan sektor ekonomi dengan penuh kehati-hatian serta dibarengi dengan upaya disiplin protokol kesehatan 3M yang diawasi pada setiap sektornya," imbuh Wiku.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)