News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dirjen Bimas Katolik: Pembangunan Papua Diawali Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Keagamaan

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Katolik Yohanes Bayu Samodro, kembali melakukan kunjungan kerja untuk keempat kalinya ke Papua.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Katolik Yohanes Bayu Samodro, kembali melakukan kunjungan kerja untuk keempat kalinya ke Papua.

Kali ini, Yohanes mengunjungi Deiyai.

Deiyai adalah sebuah kabupaten di Provinsi Papua.

Wilayah tersebut dulunya pernah menjadi bagian dari Kabupaten Paniai.

Untuk sampai ke Deiyai dapat ditempuh melalui perjalanan udara melalui Nabire dan melanjutkan perjalanan darat kurang lebih 6 jam menggunakan mobil.

Di Deiyai ini berdiri Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Awedabi.

SMAK Aweidabi adalah salah satu dari 45 SMAK yang dibina Ditjen Bimas Katolik.

Baca juga: Kemenag Akan Data Nomor Perforasi Buku Nikah yang Dicuri di KUA

Selain itu, di Deiyai ada Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa, salah satu dari 23 sekolah tinggi di Indonesia di bawah binaan Ditjen Bimas Katolik.

Sekolah tinggi ini adalah satu-satunya sekolah tinggi keagamaan Katolik yang dimiliki Keuskupan Timika.

Ada satu program studi Pendidikan Keagamaan Katolik.

Lulusannya bergelar Sarjana Pendidikan (SPd).

Menurut Dirjen Yohanes, hadirnya sekolah ini adalah bentuk kehadiran Negara dalam pemerataan pembangunan di bidang pendidikan.

“Pemerataan pembangunan di Papua dapat diawali dengan pembangunan di bidang pendidikan dengan fokus pada pendidikan karakter melalui pendekatan keagamaan,” kata Dirjen Bimas Katolik Yohanes dalam keterangannya, Senin (8/11/2021).

Baca juga: Diduga Himpun Dana Teroris di Lampung, Izin LAZ ABA Dicabut Kemenag

“Kementerian Agama melalui layanan di bidang keagamaan, memastikan bahwa Papua adalah bagian dari NKRI. Melalui kehadiran pendidikan keagamaan Katolik, Kementerian Agama hadir bagi seluruh rakyat,” sambungnya.

Kehadiran Yohanes di Deiyai dalam rangka menghadiri Wisuda Sarjana Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa.

Dalam sambutannya, Yohanes memberi pesan bahwa lulusan sekolah tinggi ini adalah orang-orang yang secara akademis dan kepribadian dianggap layak dan cakap untuk mengemban tugas mencerdaskan dan memberikan pencerahan kepada masyarakat.

Hadirnya sekolah tinggi di tanah Deiyai ini diharapkan mampu untuk menjadi corong dan teladan bagi gerakan moderasi beragama.

Menurut Yohanes, penguatan moderasi beragama dapat dilakukan masyarakat Papua salah satunya dengan meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan sehingga diharapkan masyarakat Katolik memahami nilai-nilai keberagaman dalam NKRI.

Baca juga: Cegah Stunting, BKKBN Bakal Gandeng Kemenag untuk Periksa Kondisi Calon Pengantin

“Saya berharap, Anda yang hari ini diwisuda harus siap untuk menjadi penyuluh agama dan pekerja pastoral lainnya di paroki–paroki. Anda adalah agen moderasi beragama. Layani umat Katolik dengan baik. Kalaupun tidak jadi penyuluh, maka jadilah orang yang berguna untuk gereja, bangsa, dan negara sesuai talenta dan ilmu yang telah Anda miliki," ungkapnya.

"Sesuai dengan namanya, Touye Paapaa artinya cahaya lilin. Saya berharap cahaya lilin ini akan terus menyinari Deiyai,” tambah Yohanes.

Ia pun berharap, semoga STK ini menjadi mutiara bagi Papua dan menjadi mercusuar untuk mewartakan Indonesia hebat, Indonesia tangguh dalam merekat kerukunan dan memajukan kehidupan bangsa.

“Ke depan STP Touye Paapaa harus mampu mengembangkan diri dengan berbagai program studi pilihan lainnya sehingga cukup banyak alternatif yang bisa diambil untuk membangun kerakter bangsa melalui agama," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini