Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chief Commercial Officer SehatQ Andrew Sulistya menekankan pentingnya persiapan menghadapi potensi gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia pada bulan Desember 2021 hingga Januari 2022.
Andrew mengungkapkan SehatQ mempersiapkan layanan kesehatan dengan memperluas jaringan rekanan apotek dan fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes).
"Untuk bisa memberikan layanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat pada saat prediksi penyebaran Covid-19 akan tinggi, SehatQ menargetkan penambahan jumlah rekanan apotek dan Fasyankes mencapai lebih dari 1.500 partner," ujar Andrew melalui keterangan tertulis, Senin (8/11/2021).
Menurut Andrew, SehatQ selama ini mendukung pemerintah untuk menekan angka positif dan penyebaran Covid-19.
"Kami menyediakan program telekonsultasi bersama Kemenkes hingga vaksinasi gratis bagi masyarakat luas," tutur Andrew.
"SehatQ sudah melayani ratusan ribu telekonsultasi, puluhan ribu vaksinasi, menyediakan produk dan layanan kesehatan dengan harga terjangkau yang diantar sampai kerumah, hingga layanan mencari oksigen,” tambah Andrew.
Baca juga: Peran Masyarakat Dibutuhkan untuk Menghindari Gelombang Ketiga Covid-19
Saat ini SehatQ memiliki lebih dari 900 rekanan Fasyankes yang tersebar di lebih 60 kota dan rekanan apotek lebih dari 400 outlet.
Jumlah ini akan bertambah setiap tahunnya agar layanan kesehatan yang diberikan oleh SehatQ bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas.
"Menyediakan layanan kesehatan bekerjasama dengan perusahaan dan UMKM," kata Andrew.
Seperti diketahui, pemerintah telah memperingatkan potensi terjadinya gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia pada bulan Desember 2021 hingga Januari 2022.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan sejumlah negara tengah menghadapi pandemi Covid-19 gelombang ketiga sedangkan Indonesia baru mengalami dua gelombang pandemi Covid-19.
Gelombang pertama terjadi pada Januari 2021 dengan kasus harian tertinggi 18.000, disusul gelombang kedua pada bulan Juli 2021 dengan kasus tertinggi dalam sehari 54.000.