Raden Aria Wangsakara kemudian menetap bersama sang istri, Nyi Mas Nurmala, anak dalam Bupati Karawang Singaprabangsa.
Mereka tinggal bersama pengikutnya yang berjumlah sekitar 500 orang di Lengkong Kyai.
Baca juga: Selamat Hari Pahlawan 10 November! Berikut Sejarah serta Twibbon Hari Pahlawan untuk Memperingatinya
Bersama dengan kedua saudaranya itu, Wangsakara lantas bertugas untuk menjaga wilayah dari tindakan kompeni, dengan membangun benteng di Lengkong Kyai yang terletak di tepi Sungai Cisadane hingga bendungan Sangego.
Lengkong Ulama atau Lengkong Kyai merupakan sebuah dusun yang berada dalam wilayah Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Selain bertugas untuk menjaga wilayah tersebut, Wangsakara juga terus menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat setempat.
Namun, aktivitas Wangsakara dalam menyebarkan ajaran Islam kemudian tercium VOC tahun 1652-1653.
Karena dianggap dapat membahayakan VOC, VOC kemudian mendirikan benteng di sebelah timur Sungai Cisadene dan mengarahkan tembakan Meriam ke wilayah kekuasaan Wangsakara.
VOC diketahui memprovokasi warga dan membuat kekacauan dengan mengarahkan tembakan meriam ke arah Lengkong Kyai.
Baca juga: Sejarah Peringatan Hari Pahlawan, Dilengkapi Pesan dari Para Pahlawan, dan Kumpulan Link Twibbon
Hal inilah yang kemudian memicu pertempuran antara penjajah dan rakyat Tangerang.
Peristiwa tersebut menjadi tiktik awal tumbuhnya jiwa patriotisme rakyat Tangerang, di bawah kepemimpinan Raden Aria Wangsakara.
Wangsakara akhirnya berhasil mengalahkan VOC usai melakukan pertempuran selama 7 bulan berturut-turut.
Jauh setelah itu, Wangsakara dikabarkan gugur tahun 1720 di Ciledug dan dimakamkan di Lengkong Kyai, Kabupaten Tangerang.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani) (Kompas.com)(TribunnewsWiki.com/Natalia Bulan Retno Palupi)(TribunBanten.com/Glery Lazuardi)