Juga tetap patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan dengan baik.
Selain mobilitas yang tinggi, Wiku menjelaskan ada indikator-indikator lain yang mempengaruhi naiknya kasus konfirmasi Covid-19.
"Setidaknya ada empat indikator yang dapat mempengaruhi meningkatkan potensi (kenaikan kasus)."
"Yaitu yang pertama adalah mobilitas penduduk, kedua adalah cakupan vaksinasi, ketiga adalah kepatuhan protokol kesehatan, dan yang keempat adalah tingkat penularan atau infektivitas dari virus tersebut," jelas Wiku.
Baca juga: Jokowi Sebut Pengendalian Pandemi Covid-19 Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun 2022
Jika keempat indikator ini dapat terus-menerus diperbaiki, maka semakin rendah terjadinya kenaikan kasus Covid-19.
Apalagi sebentar lagi akan melewati libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.
Sehingga, dengan mengacu pada empat indikator tersebut, maka perlu adanya pengontrolan ekstra terhadap mobilitas penduduk dan perlu dilakukan percepatan vaksinasi menjelang libur panjang.
Juga yang terpenting, diperlukannya kesadaran tinggi terhadap penggunaan prokes.
Baca juga: BPOM Beri Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covovax di Indonesia, Digunakan untuk Usia 18 Tahun ke Atas
Upaya-upaya ini dilakukan demi mencegah semakin melonjaknya kasus pasca-Nataru.
Mengingat, pascalibur panjang seperti ini, biasanya disertai pula terjadinya peningkatan kasus.
"Memasuki periode Natal dan Tahun Baru, dari pengalaman sepanjang tahun 2020 dan 2021 periode libur panjang biasanya diikuti oleh kenaikan kasus. Tidak bosan saya sampaikan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati," jelas Wiku.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)