News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemendikbud Ristek: Angka Pengangguran Lulusan SMK Alami Penurunan

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto berpose usai wawancara khusus di Kantor Tribun Network, Jakarta, Selasa (8/9/2020).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Wikan Sakarinto mengungkapkan, angka pengangguran terbuka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengalami penurunan dalam setahun terakhir.

Badan Pusat Statistik, kata Wikan, mencatat persentase pengangguran terbuka SMK pada year on year Agustus 2020 hingga 2021 turun dari 13 persen menjadi 11 persen.

“Secara tren ini sudah sangat baik. Walaupun pandemi ini belum selesai, kita bisa menurunkan tingkat pengangguran,” kata Wikan dalam Webinar Peran Strategis Industri Dalam Pembangunan SDM Vokasi, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Kemendikbudristek Minta Perguruan Tinggi Negeri BLU Akselerasi Kinerja Anggaran

Menurut Wikan dari segi program, Kemendikbud Ristek sudah menjalankan amanat Presiden Joko Widodo agar para lulusan vokasi bisa terserap oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Meski begitu, Wikan mengatakan persoalan vokasi tidak harusnya melulu difokuskan pada penyerapan lulusan.

Dirinya meminta, lulusan vokasi nantinya tidak sekadar terserap, tapi juga harus berkualitas.

“Yang jadi tantangan itu kan tidak sekadar terserap, tapi memuaskan atau tidak secara kualitas. Itu yang menurut saya harus dievaluasi. Kalau keterserapan atau tingkat presentasi, bisa kita tingkatkan. Karena industri pasti butuh tenaga kerja,” tutur Wikan.

Baca juga: Kemendikbudristek: Kampus Harus Bangun Ruang Diskusi dan Ruang Dialektikal

Wikan menginginkan kualitas lulusan vokasi dapat memuaskan DUDI. Dirinya mengakui selama ini Industri mengeluhkan masih kurangnya kecakapan softskill lulusan vokasi.

Sehingga DUDI masih harus memberikan tambahan pelatihan pada lulusan vokasi yang terserap, karena kurangnya kecakapan softskill seperti leadership, komunikasi, dan kreativitas.

“Oleh karena itu, link and match mulai dari kurikulum, Project Based Learning sampai dengan softskill itu harus dilakukan. Jadi, secara kuantitas memang kita sudah on the track. Tetapi, kita masih harus tetap work harder disoal kualitasnya,” pungkas Wikan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini