Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa aktivis dari organisasi pemuda dan kemahasiswaan Islam melakukan pertemuan dan mengeluarkan resolusi bersama di Hotel Ambhara Jakarta, Selasa (23/11/2021).
Para aktivis berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), dan Generasi Muda Mathlaul Anwar (GEMA).
Mereka mengeluarkan pernyataan bersama mendukung kolaborasi MUI dan Densus 88 dalam pencegahan terhadap gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia.
"Terorisme tidak ada agamanya, semua itu hanya ulah segelintir orang yang menggunakan agama sebagai alat untuk melegalkan kekerasan," kata Bintang selaku ketua umum SEMMI, dalam keterangan yang diterima, Rabu (24/11/2021).
Panji selaku bendahara umum PMII menambahkan, sudah selayaknya MUI dan seluruh masyarakat secara bersama-sama mendukung kepolisian dalam menindak jaringan teroris yang memperburuk citra Islam sebagai agama yang Rahmatan lil 'alamin.
Baca juga: Tak Hanya Permasalahan Terorisme, MUI Minta Pemerintah Fokus Berantas KKN Sampai ke Akarnya
Pertemuan dan resolusi bersama ini digagas akibat kecemasan para aktivis pemuda dan mahasiswa yang melihat semakin gampangnya masyarakat diperdaya kelompok jaringan radikal.
"Masyarakat jadi lupa terhadap substansi tingkat bahaya jaringan radikal dan teror karena mereka merangkap jadi pendakwah agama, yang tanpa disadari masyarakat akhirnya dijadikan tameng oleh mereka," kata Bintang.
"Negara-negara yang hari ini sedang terlibat konflik dan perang saudara, rata-rata akibat kurang waspadanya masyarakat terhadap pergerakan jaringan radikal yang pada awalnya menyamar di atas permukaan," ujar Dafi perwakilan GEMA.
Baca juga: Polri Sebut Dokumen yang Disita dari Farid Okbah Cs Jadi Bukti Keterlibatan dengan Kasus Terorisme
Dalam kesempatan terpisah, aktivis senior HMI Andi Subiyakto Mulangato, menyambut positif resolusi yang disuarakan para aktivis pemuda tersebut.
Menurut Andi, pemuda adalah salah satu agen perubahan dalam menangkal radikalisme dan terorisme.
"Kegagalan suatu bangsa dalam memoderasi pemahaman agama dan kebangsaan di kalangan pemuda, sama saja dengan menabung konflik untuk diledakkan di masa depan", kata Andi.
Dalam pertemuan aktivis pemuda tersebut juga disepakati untuk secara aktif melalui organisasi masing-masing mendukung segala kegiatan kontra radikalisasi yang dilakukan oleh MUI dan Mabes Polri.
Pertemuan itu ditutup dengan penandatangan kesepakatan bersama untuk selanjutnya diserahkan kepada lembaga terkait.