TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman membagikan kisah hidupnya sebelum bergabung menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dudung menceritakan ketika masih kelas 2 SMP atau sekitar tahun 1981, ia adalah seorang loper koran dan penjual kue klepon.
Sepeninggal ayahnya, Dudung setiap hari membatu sang ibu berkeliling mencari rezeki.
Hal itu dilakukan Dudung, mengingat pensiunan yang ditinggalkan sang ayah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu dan ketujuh saudaranya.
Anak keenam dari delapan bersaudara ini lantas digembleng oleh kerasnya kehidupan.
Dari kehidupan yang jauh dari kata mewah itu, membentuk Dudung menjadi pribadi yang pantang menyerah.
Karena jam masuk sekolah siang hari, saat pagi buta, sekitar pukul 04.00 WIB, Dudung mulai mengirimkan koran dari rumah ke rumah.
Baca juga: Kunjungi Papua Usai Dilantik Jadi KASAD, Jenderal TNI Dudung: KKB Bukan Musuh Kita
Baca juga: KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman Bicara Manajemen Anggaran Pada Hari Pertama Dinas
"Untuk menopang kehidupan, saya jualan koran. (Saat itu saya) pakai sepeda yang remnya menggunakan sandal bekas," kata Dudung, dalam video yang diunggah di YouTube Kompas TV, Rabu (24/11/2021).
Lalu pukul 08.00 WIB, ia biasanya menitipkan kue klepon dagangannya ke warung-warung.
Dudung menitipkan daganganya itu ke area Taman Lalu Lintas hingga ke warung Komando Daerah Militer (Kodam).
"Ketika saya melewati kantor Kodam dan ada penjagaan, itu biasanya saya lewat sambil mengucapkan salam permisi."
"Karena setiap hari saya lakukan itu, mereka (TNI yang bertugas untuk penjagaan) sudah hafal dengan saya."
"Tapi, suatu ketika TNI yang bertugas untuk penjagaan adalah Tamtama baru memarahi saya karena masuk Kodam."
"Nah kue-kue dagangan saya itu kemudian ia tendang dan menggelinding, itu ada 55 biji di situ," jelas Dudung.
Baca juga: Teka-teki Pangkostrad Pengganti Jenderal Dudung Abdurachman