TRIBUNNEWS.COM - Muncul varian baru dari virus Covid-19 B.1.1.529 atau Omicron yang berasal dari Afrika, tengah menjadi perhatian.
Seperti diketahui WHO telah mengumumkan Omicron menjadi variant of concern (VOC).
Maknanya, varian baru ini lebih mengkhawatirkan.
Epidemiolog Indonesia dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut omicron menjadi varian baru yang langsung ditetapkan jadi variant of concern.
Baca juga: Boris Johnson Sampaikan Tanggapan Inggris Soal Varian Omicron
Padahal, biasanya setiap varian baru akan melalui tahap variant under investigation ataupun interest.
Berarti bisa dikatakan varian baru ini sudah memenuhi 3 kriteria yang dikhawatirkan.
"Ini kalau bicara variant of concern, berarti ada antara 3 kriteria terpenuhi, bahwa kemungkinan kecepetannya, keparahannya, termasuk dia bisa merubah atau bisa menurunkan efikasi ataupun treatment vaksinasi. Ini artinya tanda yang sangat serius," kata Dicky, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Minggu (28/11/2021).
Dari data epidemiolog, kata Dicky, Omicron bisa meningkatkan tingkat positivity rate dalam kurun waktu 3 minggu.
Baca juga: Muncul Varian Omicron, PM India Perintahkan Evaluasi Rencana Pelonggaran Pembatasan Covid-19
Bahkan dalam kurun 2 minggu, varian baru Covid-19 ini bisa mendominasi transmisi kasus 75 persen di tengah kasus varian Delta.
Sehingga diprediksi tingkat kecepatan penularan Omicron ini bisa 500 persen lebih cepat dibanding virus Covid-19 awal, yang berasal dari Wuhan.
"Yang kita ketahui Delta 100 persen lebih cepat menular dari varian di Wuhan, Itu sebabnya hitungan dari beberapa epidemiolog, termasuk saya berdiskusi."
"Kita prediksi awal, tapi mudah-mudahan salah, 500 persen lebih cepat menular dari virus liar Wuhan," ujar dia.
Baca juga: Kru Tolak Karantina Covid-19, Cathay Pacific Batalkan Sejumlah Penerbangan
Meskipun kasus varian baru ini belum ditemukan di Indonesia, Dicky menyarankan pemerintah melakukan dua hal sebagai langkah antisipasi.
Pertama, pemerintah bisa melakukan deteksi kasus lebih awal.
Untuk mendeteksi kasus varian Omicron ini tentunya pemerintah dapat menggunakan tes PCR.
Namun, yang menjadi perhatian, pemerintah harus memastikan bahwa alat-alat tes PCR di Indonesia bisa mendeteksi varian baru Covid-19 ini.
"Ini saya kira pemerintah Kemenkes harus memastikan bahwa kemapuan dari tes yang ada dari lab-lab kita menggunakankan mesin PCR yang bisa mendeteksi jenis protein ini," imbuhnya.
Baca juga: Pfizer: Vaksin Baru Siap dalam 100 Hari Jika Varian Covid-19 Omicron Kebal Terhadap Vaksin Saat Ini
Kemudian, Dicky meminta pemerintah segera memenuhi target dua dosis vaksinasi Covid-19 skala nasional.
Dia menekankan, apapun varian Covid-19, vaksin akan memberi manfaat bagi pasien yang terjangkit.
Dikatakannya, orang yang divaksin akan lebih untung dari sisi keparahan hingga potensi kematian akibat virus Covid-19.
"Bicara varian ini, sebetulnya harus dua dosis vaksin ini. Ini yang harus dikejar dengan cepat."
"Jangan sampai mengejar booster tapi sebetulnya cakupan dosis 1-2 ini masih belum terkejar," tandasnya.
WHO Umumkan Varian Baru Omicron
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, WHO mengumumkan temuan varian baru Covid-19 yang berasal dari Afrika Selatan, yakni B.1.1.529 atau Omicron.
Kini, varian B.1.1.529 atau Omicron juga telah ditetapkan sebagai varian yang menjadi perhatian WHO atau Variant of Concern.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove dalam tayangan video di kanal YouTube resmi World Health Organization (WHO), Sabtu (27/11/2021).
"Berdasarkan informasi yang kami miliki, terutama dari Afrika Selatan. Mereka telah menyarankan mengapa varian ini harus diklasifikasikan sebagai varian yang perlu diperhatikan."
Baca juga: Mengenal Varian Baru Virus Corona B.1.1 529 Omicron, Ditetapkan Sebagai Variant of Concern
"Kami mengumumkan B.1.1.529 atau omicorn sebagai varian yang perlu diperhatikan," kata Maria dikutip dari kanal YouTube resmi WHO, Sabtu (27/11/2021).
Lebih lanjut, Maria mengatakan, Omicorn atau B.1.1.529 diklasifikasikan sebagai varian yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang memiliki jumlah mutasi besar.
Di beberapa mutasinya pun memiliki karakteristik yang mengkhawatirkan.
Selain itu, Varian Omicorn B.1.1.529 ini juga lebih menular, lebih ganas, serta lebih mahir menghindari tindakan kesehatan masyarakat, termasuk vaksin dan terapi.
Baca juga: Apa Itu Omicron? Varian Covid-19 yang Terdeteksi di Afrika Selatan, Tak Bisa Dilawan Vaksin Saat Ini
"Omicorn B.1.1.529 diklasifikasikan sebagai varian yang perlu diperhatikan karena memiliki beberapa sifat yang memprihatinkan. Varian ini memiliki jumlah mutasi yang besar, dan beberapa mutasinya ini memiliki beberapa karakteristik yang mengkhawatirkan," terang Maria.
Maria menambahkan, kini WHO masih terus meneliti varian baru ini.
Namun dibutuhkan waktu berminggu-minggu untuk memahami varian baru Covid-19 tersebut.
Maria pun meminta Afrika Selatan dan negara lainnya untuk bisa mengkarakterisasi varian Omicorn B.1.1.529 ini dalam hal penularannya.
Baca juga: Varian Omicron Asal Afrika Selatan Punya Penularan 400 Persen Lebih Cepat dari Varian Delta
Seperti tingkat keparahannya, dampaknya, hingga bentuk tindakan pencegahannya.
"Ada banyak tugas yang harus dikerjakan di Afrika Selatan dan di negara lain untuk mengkarakterisasi varian itu sendiri dalam hal penularan."
"Dalam hal tingkat keparahan dan dampak apapun pada tindakan pencegahan kami, seperti penggunaan terapi diagnostik atau vaksin,"pungkasnya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)