Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah kesimpangsiuran jadwal Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU), Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj langsung meninjau kesiapan lokasi dan tuan rumah di kompleks Ponpes Darussa'adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah.
Peninjauan tersebut dilakukan Said Aqil pada Senin (29/11/2021) sore sekira pukul 17.00 WIB
Said tidak menampik bahwa waktu pelaksanaan yang masih simpang siur alias belum ada keputusan definitif.
“Pada intinya kita siap melakukan Muktamar. Kalau terkait tanggal dan hari, kita belum tentukan. Makanya ini kita cek dulu kesiapannya. Yang Jelas kita siap mengadakan hajat NU ini,” kata Kiai Said dalam keterangan yang diterima, Selasa (30/11/2021).
Baca juga: PWNU Jawa Timur: Arahan Rais Aam PBNU soal Muktamar Dipercepat Sudah Sesuai Prosedur
Dia pun mengatakan jajaran kepengurusan PBNU bakal mengambil keputusan bersama.
"Minggu-minggu ini kita akan adakan rapat dahulu bersama Jajaran kepengurusan PBNU," imbuhnya.
Disinggung soal kabar yang menyebutkan bahwa Muktamar bakal dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2021 sesuai arahan Rais 'Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Said menjelaskan adanya keinginan seperti itu sah-sah saja.
"Namanya juga memberikan pendapat dan opini. Namun yang jelas pekan ini kami akan bermusyawarah dahulu untuk menentukan tanggal yang tepat," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Muktamar ke-34 NU KH Ahmad Ishomuddin saat disinggung kesiapannya mengatakan, pihaknya menunggu instruksi dan surat resmi dari PBNU.
"Kalau progress persiapan kita tetap jalan sesuai dengan agenda,” Katanya.
Terkait progress pembangunan aula utama tempat dibukanya Muktamar, Gus Ishom menjelaskan pihaknya akan sekuat tenaga mempercepat pembangunan.
"Mulai hari ini para pekerja akan lembur total untuk mengejar waktu penyelesaian," tandasnya.
Sebelumnya, diberitakan Surya.co.id, kepastian tanggal penyelenggaraan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 akhirnya menemui titik terang. Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar juga telah menerbitkan Surat Perintah.
Isinya memerintahkan panitia agar segera mengambil langkah-langkah terukur untuk menyelenggarakan muktamar pada tanggal 17 Desember 2021.
Surat Perintah ini menjadi dasar dan pijakan bagi PBNU lewat panitia pengarah dan panitia pelaksana, untuk mempercepat pelaksanaan muktamar dari tanggal yang ditetapkan sebelumnya.
Sebagaimana diketahui, kombes dan munas beberapa bulan lalu di Jakarta telah menyepakati bahwa Muktamar NU Ke-34 akan diselenggarakan pada tanggal 23 hingga 25 Desember 2021 di Lampung.
Surat Perintah ini ada latar belakangnya. Tidak ujug-ujug," kata Ketua PBNU, Saifullah Yusuf di Jakarta, Jumat (26/11/2021).
"Itulah kenapa saya bilang bahwa PBNU itu sedang tidak baik-baik saja" tambah Gus Ipul, sapaan karibnya.
Sebelum Surat Perintah itu dibuat, telah ada jadwal rapat untuk menyikapi status PPKM level 3 pada periode 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 secara nasional.
Peserta rapat, kata Gus Ipul, adalah Rais Aam, Katib Aam, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. Rapat disepakati dilakukan pada Rabu tanggal 24 November 2021.
"Sayangnya hari itu deadlock, maka Sekjen meminta agar rapat ditunda dan dilanjutkan hari Kamis tanggal 25 Desember 2021," lanjutnya.
Menurut Gus Ipul, keempatnya sepakat bertemu lagi hari Kamis kemarin dan mengundang Panitia Muktamar.
Rais Aam dan Katib Aam, lanjut Ketua Umum PP GP Ansor dua periode itu, datang kembali untuk melanjutkan rapat yang tertunda.
Sayangnya, kata Gus Ipul, Ketua Panitia, Ketua Umum dan Sekjen tidak muncul. Karena tidak ada kejelasan soal kehadiran Ketua Umum, Sekjen dan Ketua Panitia itulah, lanjut Gus Ipul, maka Rais Aam memutuskan untuk menerbitkan Surat Perintah.
"Rapat Kamis itu harusnya dimulai ba'da zuhur. Tapi, jangankan Ketua Panitia, bahkan Ketua Umum dan Sekjen saja tidak muncul. Ini yang saya katakan bahwa PBNU itu tidak sedang baik-baik saja," ujarnya
"Ketidakhadiran Ketua Panitia, Ketua Umum dan Sekjen di hari kedua rapat, menjadi petunjuk bahwa di sini terlihat tak ada komitmen menjalankan hasil rapat," tandas Gus Ipul
Sementara itu, saran berbeda justru datang dari sembilan kiai sepuh NU. Sembilan kiai sepuh NU di sejumlah wilayah itu meminta kepada panitia Muktamar ke-34 NU untuk menunda muktamar ke Januari 2022.
Hal tersebut diketahui usai sembilan kiai sepuh NU tersebut melakukan pertemuan Masyayikh NU dan menyepakati sejumlah hal, salah satu jadwal Muktamar ke-34 NU yang sedianya bakal digelar di Lampung, pada 23-25 Desember 2021.
Kesembilan kiai sepuh atau masyayikh yang menandatangani kesepakatan musyawarah tersebut antara lain KH Anwar Mansyur (Jawa Timur), KH Abuya Muhtadi Dimyati (Banten), Tuanku Bagindo H Muhammad Letter (Sumatera Barat), KH Manarul Hidayat (Jakarta), Dr. KH Abun Bunyamin (Jawa Barat), KH Ahmad Haris Shodaqoh (Jawa Tengah), KH Abdul Kadir Makarim (NTT), KH Muhsin Abdillah dari (Lampung), dan Dr KH Farid Wajdy (Kalimantan Timur).
Dalam dokumen yang diterima Tribunnews.com, Kamis (25/11/2021), ada dua halaman hasil pertemuan para masyayikh tersebut.
Halaman pertama berbentuk berita acara kesepakatan pertemuan yang ditandatangani oleh 9 kiai sepuh.
Halaman kedua berisi penyampaian hasil kesepakatan tersebut yang ditujukan langsung kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Berikut isi penyampaian hasil kesepakatan dalam surat tersebut:
Bismillahirrahmanirrahim, Dengan Rahmat Allah SWT
Pada hari ini, Rabu 24 November 2021, dalam rangka menyikapi situasi dan kondisi menjelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama, kami telah menyepakati beberapa hal sebagai berikut:
1. Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dapat berlangsung dalam suasana kekeluargaan, persaudaraan, dan kebersamaan.
2. Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama disertai suasana teduh, aman, damai, dan harmonis
3. Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dilaksanakan dengan persiapan yang maksimal dan optimal. Karena itu, idealnya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dilaksanakan pada akhir Januari 2022 bertepatan dengan Harlah NU ke-96.
4. Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama berkualitas dan bermartabat dalam rangka menyongsong satu Abad Nahdlatul Ulama
5. Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama menghasilkan keputusan dalam rangka membangun kemandirian bangsa untuk perdamaian dunia.
Semoga Allah meridhoi usaha kita semua
Wallahu Muwafiq Ilaa Aqwamit Tharieq
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta 19 Rabiul Akhir 1443H/24 November 2021