Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dzurriyah Muassis (keluarga keturunan pendiri) NU mengadakan pertemuan khusus di Rumah Pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang, Rabu (1/12/2021) malam.
Pertemuan tersebut dihadiri masing-masing wakil keluarga pendiri NU untuk meredakan ketegangan di internal NU utamanya di kalangan PBNU.
Menurut KH Fahmi Amrullah Hadziq (Dzurriyah KH Hasyim Asy'ari) atau Gus Fahmi selaku tuan rumah, masing-masing datang atas inisiatif sendiri untuk membahas dinamika yang terjadi jelang Muktamar NU.
"Masing-masing datang atas inisiatif sendiri-sendiri, tidak ada yang mengatur, tidak ada yang membiayai karena didasari oleh keprihatinan atas kondisi PBNU akhir-akhir ini," Gus Fahmi melalui keterangan tertulis, Kamis (2/12/2021).
Selain Gus Fahmi, para dzurriyah yang turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain, KH Sholahudin atau Gus Udin (Dzurriyah KH Ridwan Abdullah), dan KH Wahab Yahya atau Gus Wahab (Dzurriyah KH Wahab Chasbullah).
Lalu KH Hasyim Nasir atau Lora Hasyim (Dzurriyah Syaikhona Kholil), KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin (Pengasuh Ponpes Tebu Ireng) dan Gus Mahasin (Kakak Kandung Gus Baha).
Baca juga: Cak Imin: Kalau Tidak Tahun Ini, Muktamar NU Insyaallah Dilaksanakan Tahun Depan
Dzurriyah Muassis NU yang hadir pada pertemuan tersebut menyepakati tiga hal. Tiga hal yang disepakati merupakan imbauan dan ajakan bagi seluruh jam’iyyah NU.
Pertama untuk mengingatkan bahwa niat para muassis mendirikan jam'iyyah NU adalah untuk membangun ukhuwwah (persaudaraan).
"Maka kita berharap kepada para pengurus, hendaknya menjaga ukhuwah ini," kata Gus Fahmi.
“Jangan sampai kemudian apa yang disampaikan oleh Hadratus Syaikh, pesan beliau janganlah perbedaan itu menyebabkan perpecahan. Maka ini harus kita pegang, para pengurus terutama hendaknya memegang dawuh (amanat) ini,” lanjut dia.
Baca juga: Surat Rais Aam PBNU soal Muktamar NU Dipercepat Dinilai Sudah Sesuai AD/ART
Poin kedua mengimbau agar hendaknya semua pihak mengedepankan akhlaqul karimah dengan menjaga tradisi tabayyun.
"Tidak mengeluarkan keputusan sendiri-sendiri. Karena bagaimanapun juga pengurus itu bukan personal tetapi kolektif kolegial. Jadi hendaknya keputusan itu diambil secara bersama-sama musyawarah untuk mufakat," kata Gus Fahmi.
Menurut Gus Fahmi, Dzurriyah Muassis NU juga berharap kepada semua pihak, terutama kiai-kiai sepuh untuk menahan diri, tidak melakukan aksi dukung mendukung terhadap salah satu pihak.
"Apa yang dilakukan oleh kiai-kiai ini memberikan dukungan kepada salah satu pihak akan berpotensi menyebabkan perpecahan. Jadi sebaiknya masing-masing bisa menahan diri," ujar Gus Fahmi.
Kalaupun ingin mendukung sebaiknya tidak perlu dipublikasikan dan tidak diumumkan karena berpotensi memecah belah.
Terakhir Gus Fahmi mengajak agar menjaga suasana tetap sejuk, tetap damai, sehingga semua yang dicita-citakan dapat tercapai.
Baca juga: Siapa yang Akan Jadi Ketum PBNU Ditentukan Taqdir Allah, Bukan Maju Mundurnya Jadwal Muktamar NU
Sementara itu, KH Abdul Wahab Yahya selaku dzuriyyah Mbah Chasbulloh Tambakberas Jombang, yang juga merupakan Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum menyampaikan keprihatinannya.
“Sebagai Panglima Asparagus Nusantara, saya menyampaikan keprihatinan yang sedalam-dalamnya terkait proses berjalannya agenda Muktamar. Yang berpotensi perpecahan Nahdliyin akibat polarisasi dukung mendukung yang jauh dari ahlaqul karimah dan jauh dari amanat pendiri Nahdlatul Ulama," ucap Gus Wahab.
“Kami berharap kita bersama-sama mengikhtiarkan tercapainya perdamaian dan persatuan kembali dalam keluarga besar Nahdlatul Ulama,” kata Panglima Asparagus (Aspirasi Lora dan Gus) Nusantara ini.
Gus Wahab juga berdoa agar semoga Muktamar ke-34 NU diberikan keberkahan, kelancaran, dan kemaslahatan bagi umat NU pada khususnya dan Indonesia secara umumnya.
Dukungan terhadap tiga poin imbauan Dzurriyah Muassis NU ini juga disampaikan oleh KH. Khayatul Makki (Banjarnegara).
Pemimpin Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin yang akrab dipanggi Gus Khayat ini mendukung penuh hasil keputusan musyawarah Dzurriyah Muassis NU.
“Saya sepakat dan mendukung denagn imbauan dari Dzurriyah Muassis NU. Semoga ini dapat dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh warga Nahdliyin. Sehingga NU dapat terus bersatu dan suasana jelang Muktamar ke-34 NU menjadi lebih sejuk berlangsung dalam suasana kekeluargaan dan dapat menghasilkan pemimpin terbaik yang kelak bermanfaat bagi kemajuan NU dan Bangsa Indonesia,” kata Gus Khayat.