Ahli penyakit paru ini mengatakan, harus ada mitigasi berlapis di mana perlu dilakukan penelusuran kepada pelaku perjalanan datang dalam 2-3 minggu yang lalu.
"Apakah mereka sekarang sehat saja atau barangkali ada yang sakit yang tentu harus diisolasi dan ditangani dengan seksama, termasuk genome sequencingnya," ungkapnya.
Kasus varian Omicron terus menyebar luas. Sampai 2 Desember kemarin, setidaknya 390 kasus confirmed dari 31 negara, di antaranya 4 negara di Asia, Hongkong, Korea Selatan, India dan tetangga terdekat Indonesia yakni Singapura.
Menurut European CDC, kasus Omicron di Belgia, Jerman dan Inggris ternyata tidak memiliki riwayat perjalanan ke Afrika sama sekali maupun riwayat kontak dengan kasus yang melakukan perjalanan.
Laporan kemarin dari Australia juga mendapatkan kasus Omicron yang tidak terbang dari daerah Selatan Afrika, tapi memang terbang dari Doha dan tiba di Sydney pada 23 November 2021.
Sementara itu, Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) melaporkan ada 5 kasus Omicron, 2 di antaranya adalah pasangan yang baru datang dari Nigeria minggu yang lalu dan mereka sudah mendapat vaksinasi lengkap.
Baca juga: Asal-usul Nama Omicron dari Huruf Yunani, Ketahui Cara Mengucapkan dan Artinya
Tiga kasus lainnya adalah anggota keluarga dan teman mereka.
Sedangkan India sudah memeriksa 8 ribu penumpang pesawat sejak hari Rabu yang lalu.
"Ini yang tentu perlu dianalisa selanjutnya, untuk menjelaskan tentang kasus impor dan penularan di masyarakat (community transmission)," katanya. (Tribun Network/Igman Ibrahim/Rina Ayu/sam)