News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Arahan Kapolri saat Apel di Bali: Singgung Pelanggaran Anggota Hingga Penanganan Covid

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta agar capaian pengendalian pandemi Covid-19 yang bisa dipertahankan.

Ia mengapresiasi seluruh kerja keras personel Polri dalam penanganan Covid-19.

“Dalam kesempatan ini saya selaku Kapolri mengucapkan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya pada seluruh personel Polri baik di Mabes, Polda, maupun di pulau terjauh, terpencil yang telah melaksanakan seluruh kerja kerasnya. Keberhasilan penanganan Covid-19 tidak lepas dari kerja keras rekan-rekan semua. Saya ucapkan makasih dan apresiasi setinggi tingginya,” kata Sigit saat pengarahan Apel Kasatwil, Jumat (3/12/2021) malam. 

Mantan Kapolda Banten ini menilai, kerja keras yang dilakukan seluruh personel Polri dalam menangani pandemi Covid-19 membuahkan optimisme bangkitnya negara untuk bisa keluar dari hantaman pandemi. 

Baca juga: Jokowi Sempat Minta Kapolri Copot Kapolda yang Tidak Bisa Kendalikan Covid-19: Ternyata Semua Takut

Di samping itu, lanjutnya, dengan laju Covid-19 yang dapat dikendalikan dengan baik, maka Indonesia berhasil menyelenggarakan sejumlah event nasional seperti PON di Papua, maupun internasional World Superbike di Mandalika, NTB serta Indonesia Badminton Festival (IBF) di Bali.

Bahkan, kata dia, Indonesia kini dipercaya untuk menyelenggarakan Presidensi G20 dan event MotoGP di Sirkuit Mandalika. 

“Karena itu tentunya dalam kesempatan ini saya dorong rekan-rekan terus pertahankan posisi yang diraih berbagai pencapaian dan ucapan apresiasi ke seluruh rekan-rekan ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus pertahankan,” ujar Kapolri. 

Di sisi lain, ia menyinggung transformasi menuju Polri Presisi.

Terkait hal itu, Sigit menekankan bahwa hal itu bisa menjadi upaya untuk menjawab tantangan masyarakat yang mengharapkan Polri lebih baik.

Di samping itu, transformasi perubahan adalah sebuah keharusan sebagai organisasi modern. 

Dia mengklaim kuantitas capaian sudah cukup bagus yaitu rata-rata di atas 95 persen.

Meski secara kuantitas positif, Ia mengharapkan agar kualitas dari program-program yang dibuat serta inovasi yang dilakukan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Baca juga: Temui Kapolri, KSAD Jenderal Dudung Komitmen Tingkatkan Koordinasi dengan Polri dan Bantu Pemerintah

“Karena jargon salam Presisi tidak hanya berhenti sampai disitu. Tapi gimana kemudian salam Presisi betul-betul dirasakan di hati masyarakat,” ucap Sigit. 

Oleh sebab itu, dalam kerangka ini Kapolri meminta agar seluruh jajarannya menghindari tindakan-tindakan kontraproduktif yang berdampak kepada organisasi. 

Untuk itu, lanjut dia, oknum-oknum yang manfaatkan situasi sehingga mencemari dan menciderai agar menghormati komitmen personel lain yang sudah bekerja dengan baik. 

“Artinya secara kuantitas turun, namun hanya beberapa peristiwa pelanggaran yang kemudian diviralkan maka kepercayaan publik ke kita langsung turun,” katanya. 

Ia mengingatkan bahwa transformasi perubahan mutlak harus dilakukan dan menjadi arus pikir bersama seluruh personel.

Pasalnya, kata dia, Polri sebagai organisasi besar harus menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan di tengah perkembangan zaman. 

Lantas Ia pun mengurai setiap personel Polri wajib memiliki tiga kompetensi di dalamnya, yakni kompetensi teknis, hal ini terkait dengan profesionalisme.

Kompetensi leadership yang mumpuni saat memimpin dari satuan terkecil hingga terbesar dan kompetensi etika. 

Ia tak cukup khawatir dengan dua kompetensi yang ia anggap telah dimiliki seluruh personel.

Namun, Sigit menitik beratkan kompetensi etika, yakni bagaimana mengubah kultur budaya organisasi dalam benaknya. 

“Yang paling sulit kompetensi etika inilah yang tentunya akan mereka kultur dan budaya organisasi gimana kita tanamkan nilai baik untuk dibiasakan sehingga itu menjadi perilaku keseharian itu menjadi suatu modal keutamaan tanpa kita sadar kalau ini bisa kita lakukan maka risiko untuk lakukan pelanggaran akan berkurang,” papar Kapolri.

Dia pun meyakini bahwa jika dapat mengubah kultur budaya organisasi, maka bisa dipastikan Polri akan bisa dicintai dan sangat dekat dengan masyarakat. 

“Ini adalah hal yang mungkin paling sulit karena memang gimana kita harus mampu mengubah dari zona nyaman namun disisi lain ini harus kita lakukan. Apabila kita ingin organisasi kita jadi baik, apabila kita ingin anggota kita baik, tanamkan budaya untuk berbuat baik. Ini harus dilakukan berulang-ulang,” ujar dia.

Selanjutnya, manajemen metode yang dimana transformasi Polri Presisi untuk mengedepankan pola Pemolisian Prediktif guna mencegah dan menyelesaikan segala permasalahan sosial dan kejahatan di masyarakat.

Hal itu juga mengatur soal tugas dengan melakukan pendekatan Pre-emtif, Preventif dan Represif. 

"Ke depan tentunya kita juga menginginkan Polri dapat memanfaatkan teknologi informasi yang dapat terkoneksi dengan satu kesatuan big data, contohnya yang dimiliki Kemenkes untuk aplikasi PeduliLindungi. Ini tentunya menjadi sangat baik apabila kita dapat mengelola semua data menjadi satu antara kementerian/lembaga. Sehingga peristiwa di suatu tempat dapat kita baca dan kita lakukan upaya Pre-emtif dan Preventif sebelum kejahatan terjadi. Ini merupakan cita-cita dan harapan kedepan," jelas dia.

Selanjutnya soal manajemen sarana dan prasarana.

Dalam hal ini, jajaran Polri diminta untuk terus menyesuaikan lingkungan strategis yang akan dihadapi ke depannya.

Khususnya harus dipastikan kebutuhan pelaksanaan tugas disiapkan guna menghadapi tantangan tugas kedepannya. 

Keempat, manajemen anggaran. Untuk hal ini, dia meminta untuk terus mempertahankan tren positif yang ada dengan cara terus melaksanakan tugas dengan baik dan mempertanggungjawabkan kepercayaan yang telah diberikan oleh negara terhadap Polri. 

Masih dalam pengarahannya, dirinya juga menyinggung soal jiwa kepemimpinan yang harus bisa menjadi teladan bagi seluruh anggotanya.

Sehingga, transformasi pengawasan harus terus dilaksanakan ke depannya. 

Karena itu para Kasatwil, kata Kapolri, harus mau turun ke bawah untuk mengetahui permasalahan dan kesulitan apa yang dihadapi oleh jajarannya. 

"Sehingga pada saat kita ambil keputusan atau memberikan perintah, akhirnya perintah tersebut benar. Jadi sangat penting bagaimana saat situasi sulit kita turun ke lapangan. Kemudian kita ambil langkah untuk ambil alih terhadap permasalahan yang ada. Ini menjadi penting," ujar Kapolri. 

Tak hanya itu, imbuh dia, pemimpin harus mampu memberikan pemahaman terhadap anggota untuk membiasakan berbuat baik mulai dari hal terkecil. 

Dengan membiasakan berperilaku positif, hal tersebut akan selalu tertanam dalam mindset sehari-hari. Tentunya itu memiliki dampak untuk perseorangan maupun organisasi. 

"Kita tentunya harus kita biasakan lakukan hal-hal yang sifatnya berbuat baik. Mulai dari hal kecil saja, seperti misalnya kegiatan menyeberangkan anak-anak kecil, orang tua, dorong mobil. Hal kecil seperti itu," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini