News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gunung Semeru Erupsi

Sejarah Panjang Letusan Gunung Semeru, Dimulai Sejak Tahun 1818

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Semeru di Jawa Timur meletus dan mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Sabtu (16/1/2021) sore pukul 17.24 WIB. (Sumber: BNPB)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pada Sabtu (4/12/2021) sore, Gunung Semeru yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur mengalami guguran awan panas.

Material vulkanik yang terpantau pada pukul 15.20 WIB ini mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.

Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi yang terekam pada 1818.

Catatan letusan yang terekam pada 1818 hingga 1913 tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.

Kemudian pada 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942.

Baca juga: 7 Fakta Unik tentang Gunung Semeru yang Meletus Sore Tadi, Termasuk Sejarah Singkatnya

Saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter.

Material vulkanik hingga menimbun pos pengairan Bantengan.

Selanjutnya beberapa aktivitas vulkanik tercatat beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959, 1960.

Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D mengatakan tak berhenti sampai di sini, Gunung Semeru termasuk salah satu gunung api aktif yang melanjutkan aktivitas vulkaniknya.

"Seperti pada 1 Desember 1977, guguran lava menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar," ujar Abdul Muhari dalam keterangannya, Sabtu (4/12/2021).

Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta m3.

Awan panas juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan.

Saat itu sawah, jembatan dan rumah warga rusak.

Aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada 1978 – 1989.

PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.

Pada tahun 2008, tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.

Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.

Menurut data PVMBG, aktivitas Gunung Semeru berada di kawah Jonggring Seloko.

"Kawah ini berada di sisi tenggara puncak Mahameru," ujar Abdul Muhari.

Dampak erupsI Gunung Semeru, Jembatan Piket Nol, di Lumajang, Jawa Timur putus. (TRIBUNJATIM.COM/TONY Hermawan)

Sedangkan karakter letusannya, Gunung Semeru ini bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3 – 4 kali setiap jam.

Karakter letusan vulcanian berupa letusan eksplosif yang dapat menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.

Sementara, karakter letusan strombolian biasanya terjadi pembentukan kawan dan lidah lava baru.

"Saat ini Gunung Semeru berada pada status level II atau ‘waspada’ dengan rekomendasi sebagai berikut," kata Abdul Muhari.

Pertama, masyarakat, pengunjung atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

Kedua, masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

Ketiga, perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

Keempat, mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

"Terkait dengan perkembangan erupsi Gunung Semeru, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga dengan memperhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh PVMBG. BNPB terus memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD setempat dalam penanganan darurat erupsi," kata Abdul Muhari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini