TRIBUNNEWS.COM, CIREBON – Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, terus berinovasi melakukan terobosan-terobosan untuk menciptakan generasi-generasi masa depan yang unggul. Inovasi terpenting yang dilakukan pesantren ini adalah menciptakan sebuah sistem pendidikan pesantren berbasis program.
Berdiri pada tahun 2013 lalu, Pesantren yang diasuh KH. Imam Jazuli ini memiliki tujuh program unggulan yang merupakan program unggulan pesantren ini. Ketujuh program tersebut antara lain program Tahsin Al-Qura’an Bimaqu, Tahfizh Al-Qur'an Bimaqu, Fiqih Bimaku, Bahasa Arab Bimaku, Qiroatul Kutub, English Bimaku, dan Program Eksak.
Program ini disusun secara efektif, efisien, sistematis dan sesuai dengan karakter anak masa kini era milenial yang inginnya serba cepat. Program Tahsin misalnya, Anak-anak yang sudah selesai di Program Tahsin akan berlanjut ke program ke Tahfidz Qur’an.
Program ini sebenarnya adalah inovasi dari program qiroati dengan efisiensi yang lebih tinggi dan efektif terutama pada penerapa makhorijul huruf. Kiai Imam Jazuli menjelaskan, bangsa yang paling fasih mengucapkan Bahasa Arab adalah orang Arab karena itu makhrojnya disesuaikan dengan langgam mereka.
“Langgam yang digunakan dalam pembelajaran BIMAQU mengikuti bacaan murottal yang dipakai di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, sehingga santri yang telah menyelesaikan program ini bisa langsung praktek jadi imam shalat dengan menggunakan langgam yang benar dan diterima oleh berbagai kalangan,” kata Kiai Imam saat menyampaikan sambutan di acara wisuda santri BIMA di Hotel Aston, Cirebon, Minggu (5/12/2021).
Selain itu BIMAQU ini juga menerapkan manajemen ujian yang dilakukan secara mandiri dan tahsin BIMAQU ini memprioritaskan aktivitas praktek daripada teori. Program Tahsin BIMAQU ini menggunakan buku pegangan yang didesain khusus untuk mempermudah santri menguasai tahsin sehingga santri yang dulu mempelajarai tahsin butuh waktu dua tahun dengan penerapan ini cukup tiga bulan.
Program Tahsin BIMAQU ini menjadi syarat untuk masuk program tahfidz dan Fiqih BIMAQU. Selama 4 tahun ini program ini sudah menelurkan 3000 wisudawan tapi yang terbesar adalah yang sekarang sebanyak kurang lebih 1000 wisudawan.
Untuk menjalankan program Tahsin BIMAQU, setiap 10 santri diampu 1 pengajar. Setiap 40 santri 1 penguji. Tahsin BIMAQU ini disiapkan untuk santri baru 1 SMP, 1 SMK khusus bagi siswa yang bukan lulusan BIMA.
Sementara itu Tahfidz BIMAQU adalah lanjutan dari program Tahsin. Dari 90 santri yang diwisuda 90 dan telah lolos secara tahsin, dengan menerapkan program Tahfidz BIMAQU selama 4,5 bulan menghasilkan para hafidz Qur’an sampai 30 juz sebanyak 40 orang. Yang hafal diatas 20 juz sisanya variatif dari 5 sampai 10 juz. Tahun depan, Bina Insan Mulia mentargetkan 500 hafidz Qur’an 30 juz dari 1000 an santri yang telah lulus program tahsin.
Untuk anak-anak yang ber IQ di atas 110, program ini telah teruji menghantarkan santri menjadi hafidz dalam waktu 4,5 bulan. Pesantren Bina Insan Mulia menugaskan 120 guru untuk menangani 1000 santri yang sedang mengikuti program tahfidz ini.
“Sudah banyak santri yang lulus dari program tahfidz ini mendapat beasiswa SADESA (satu desa satu hafidz) yaitu program yang digalakkan Pemerintah JABAR untuk 1 orang 1 hafidz dimana setiap orang mendapat beasiswa bulanan 1,8 juta per bulan, artinya program ini telah diakui oleh pemerintah dengan hasil yang nyata,” kata Managing Director Human Capital Development, Ubaidillah Anwar, saat menyampaikan sambutan di depan ribuan santri dan walisantri di Hotel Luxton, Cirebon.
Sementara untuk program Bahasa Arab BIMAKU, Ini adalah program lanjutan amsilati dan tamyiz. Pada kesempatan kemarin program ini mewisuda 105 wisudawan, Keunikan dari program ini pembelajarannya lebih cepat, simpel dan mendalam dengan menggunakan buku dari Universitas Al- Azhar, Kairo, Mesir.
Buku pembelajaran Bahasa Arab tersebut berjudul, Silsilatur Azhar Litaklimillughotil Arabiyyah Ligoiri Natiq biha yang menekankan pada qiroah, kitabah istima’ dan muhadasah. Dengan pengajar yang juga lulusan Azhar Mesir, tamatan S2 maka program ini bisa dijalankan dengan sesuai atau berstandar internasional.
Hal ini terbukti lulusan Pesantren Bina Insan Mulia menjadi satu-satunya sekolah yang alumninya banyak diterima di Azhar secara kolektif dalam jumlah yang besar.Tahun 2021 sebanyak 96 lulusan BIMA belajar ke Azhar, 2022 ada 75 dan sebelumnya ada ratusan dan hingga kini sudah terkirim ratusan siswa ke Azhar berkat program ini.
“Pembelajaran berbasis program ini terbukti lebih efektif dan efisien sebagai inovasi dari pesantren Bina Insan Mulia, selama ini sudah banyak alumni BIMA yg belajar di luar negeri. Artinya, mereka sudah memenuhi standar kampus kampus besar di dunia,” tambah Ubaidillah Anwar.
Ubaidillah Anwar juga menerangkan pentingnya acara wisuda yang digelar di hotel mewah. “Wisuda adalah cara bagaimana Bina Insan Mulia memperlakukan santri sebagai orang penting. Mereka diberi sentuhan ideologi, cita cita besar, skill dan pengetahuan serta pengalaman belajar agar menjadi manusia yang anfa’ lilnnas dan ahsanuhum khuluqo,” kata Ubaidillah Anwar.