TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini pesan Natal 2021 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) serta tema Natal 2021.
PGI dan KWI telah mengeluarkan Pesan Natal Bersama Tahun 2021 pada 1 Desember 2021 yang lalu.
Pesan Natal Bersama ini ditandatangani oleh Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom dan Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jackevyne F. Manuputy, serta Ketua KWI, Kardinal Ignatius Suharyo dan Sekretaris Jenderal KWI, Mgr Antonius S. Bunjamin OSC.
Baca juga: Aturan Ibadah dan Peringatan Hari Raya Natal 2021: Tidak Berlebihan dan Taat Prokes
Baca juga: Sambut Hari Natal, Berikut Daftar Lagu Rohani yang Cocok Dinyanyikan saat Perayaan Hari Natal 2021
Tema Natal Bersama Tahun 2021
Perayaan Hari Natal tahun ini mengambil tema “Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan”.
Tema Natal Tahun 2021 kali ini dikutip dari ayat Alkitab 1 Petrus 1: 22.
“Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.”
Pesan Natal Bersama Tahun 2021
Berikut ini Pesan Natal Bersama 2021 PGI dan KWI yang dikutip dari laman resmi PGI.
Saudari-saudara terkasih,
Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia dan Konferensi Waligereja Indonesia menyampaikan salam Natal bagi kita semua.
Untuk kedua kalinya kita merayakan Natal di tengah pandemi Covid-19.
Kita bersyukur, berkat kerja keras pemerintah, keterlibatan berbagai lembaga swasta dan semangat persaudaraan yang merupakan sifat hidup bangsa kita, sekarang ini kita sudah berada dalam keadaan jauh lebih baik dibandingkan beberapa waktu yang lalu.
Tetapi memulihkan keadaan, mengatasi akibat-akibat dahsyat pandemi Covid-19, yang menyangkut berbadai segi dan wilayah kehidupan masih membutuhkan waktu dan usaha keras seluruh warga bangsa -pemerintah, lembaga-lembaga bisnis dan warga masyarakat.
Untuk itu perlu semangat persaudaraan dalam arti yang seluas-luasnya.
Baca juga: Kemenag Terbitkan Edaran Penanggulangan Covid-19 saat Perayaan Natal 2021, Ini Ketentuannya
Saudari-saudara yang terkasih,
Perayaan Natal tahun kedua pandemi ini mengajak kita untuk melihat kembali saudari-saudara yang ada di sekeliling kita.
Surat 1 Petrus yang menjadi inspirasi Pesan Natal ini, ditulis untuk jemaat Kristiani di Asia Kecil yang sedang menghadapi penderitaan karena penganiayaan.
Surat ini berisi nasihat tentang hidup praktis yang sesuai dengan iman Kristiani dan cara jemaat menghadapi cobaan dan penderitaan.
Jemaat yang menerima surat ini dinasehati untuk memiliki rasa persaudaraan yang tulus ikhlas di dalam Kristus.
Mereka adalah sesama “pendatang dan perantau” di dunia ini (2:11).
Karena perasaan senasib dan sepenanggungan, mereka hidup seperti bersaudara kandung.
Meski berada dalam berbagai cobaan, jemaat diyakinkan mengenai tujuan hidup yang agung, yaitu untuk terus-menerus memurnikan iman mereka (1:7), dan turut ambil bagian di dalam penderitaan Kristus (4:13).
Sebaliknya, dengan memandang kepada Yesus sebagai batu penjuru, jemaat diimbau untuk menanggalkan perilaku yang memecah belah hidup persaudaraan, seperti kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian, dan fitnah (2:1).
Dalam keyakinan tersebut, pengikut Kristus memperoleh identitas baru sebagai umat milik Allah sendiri (2:9) dan dipanggil untuk memberitakan karya-Nya melalui kehidupan mereka di tengah-tengah dunia yang tidak bersahabat serta dengan sungguh-sungguh dan dengan segenap hati mengasihi satu sama lain (2:12-17).
Natal 2021 mengingatkan kita untuk saling mengasihi dengan segenap hati dalam kasih persaudaraan yang tulus dan ikhlas melalui tindakan belarasa.
Yesus Kristus yang kita rayakan kelahiran-Nya mendorong kita untuk mencari jalan-jalan baru yang kreatif untuk saling mengasihi, mewartakan keadilan, dan membawa damai sejati.
Baca juga: Daftar Hari Libur dan Hari Besar Bulan Desember 2021: Cuti Bersama Natal 2021 Dihapuskan
Saudari-saudara terkasih,
Siapakah saudari-saudara kita? Bagi mereka yang berada dalam kesulitan, saudari dan saudara adalah mereka yang memberikan pertolongan (bdk.Luk.10:36-37).
Natal kali ini meminta kita yang digerakkan oleh kasih Kristus untuk menjadi saudari dan saudara bagi mereka yang berada di dalam kesulitan.
Orang Indonesia adalah orang yang memegang erat falsafah persaudaraan.
Seperti jemaat yang menerima Surat 1 Petrus, kita dengan sesama warga bangsa mesti menghidupi persudaraan yang melampaui ikatan darah atau identitas primordial lainnya dengan cara berbelarasa dengan saudari-saudara kita, khususnya saudari-saudara kita yang paling membutuhkan.
Belarasa bukanlah sekadar perasaan, tetapi kompetensi etis yang bersumber pada iman dan berbuah pada tindakan, bahkan gerakan untuk membantu sesama secara nyata.
Inspirasi iman itu kita temukan dalam diri Yesus sendiri. Ia menjadi sama dengan kita (Bdk.Flp. 2:7).
Hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan ketika Ia melihat orang-orang yang menderita (Mrk 8:2).
Ia menyatakan kepada para murid "Hendaklah kamu bermurah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati" (Luk. 6:36).
Ia juga menyatakan "...segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40).
Sebagai murid-murid Kristus, dalam hidup kita bersama, kita diundang untuk “menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp 2:5).
Pandemi Covid-19 menyadarkan kita bahwa kita semua adalah saudari dan saudara yang berada dalam satu perahu dunia yang sedang menghadapi badai Covid-19.
Dalam situasi ini, falsafah hidup persaudaraan sebagai karakter khas orang Indonesia menjadi semakin bermakna dan semakin mendesak untuk kita batinkan dan wujudkan.
Sebagai saudari dan saudara kita diharapkan untuk saling menunjukkan kasih melalui aksi nyata.
Persaudaraan yang sejati akan memupuk semangat belarasa.
Semangat belarasa sebagai kompetensi etis yang bersumber pada iman Kristiani, akan memunculkan pertanyaan yang mesti kita jawab bersama-sama sebagai saudari dan saudara: “Apa yang harus kita lakukan, supaya lingkungan hidup kita menjadi semakin manusiawi?”.
Ketika jawaban terhadap pertanyaan itu kita temukan -melalui kontemplasi dan analisa sosial- diperlukan kompetensi etis yang kedua, yaitu kerjasama di antara kita.
Dari dinamika ini akan muncul gerakan-gerakan baru yang kreatif untuk menanggapi tantangan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang menyangkut berbagai segi hidup manusia.
Dengan hidup saling menolong sebagai ungkapan belarasa satu sama lain, kasih Kristus dihadirkan secara nyata dan kita alami bersama.
Mari kita mengambil waktu khusus untuk menjadi saudari dan saudara bagi siapa pun yang membutuhkan pertolongan, karena apa pun yang kita lakukan bagi saudari-saudara kita khususnya yang paling membutuhkan, kita melakukan bagi Kristus (Mat 25:31-46).
Tuhan memberkati.
(Tribunnews.com/Kristina Wulandari)
Baca juga artikel lainnya terkait Natal