TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai seorang perempuan dan juga ibu, kelompok penyandang disabilitas meyakini kepemimpinan Ketua DPR RI Puan Maharani memberikan rasa aman, mengayomi dan mengerti kebutuhan para penyandang disabilitas.
Seiring dengan makin diperhatikannya para penyandang disabilitas di Indonesia, ke depan upaya-upaya perlindungan dan pemberdayaan khususnya kesetaraan hak penyandangan disabilitas sebagai warga negara lebih ditingkatkan lagi.
Ketua Cahaya Disabilitas Jakarta, Liani Lukito menilai Puan Maharani memiliki keistimewaan sebagai politisi perempuan.
“Jika kita lihat kondisi saat ini, memang perhatian negara pada kelompok disabilitas sudah mulai ada peningkatan. Kalau dari sisi regulasi tentu sudah jelas dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan juga Peraturan Presiden No 68 Tahun 2020 tentang Komnas Disabilitas. Ini bukti bahwa negara sedang hadir untuk kami para penyandang disabilitas. Kami terima kasih atas perhatian ini,” ungkap Ketua Cahaya Disabilitas Jakarta, Liani Lukito dalam Diskusi Politik Indonesia Point bertajuk “Puan Maharani: Quo Vadis Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Disabilitas?" di Jakarta, Selasa (7/12/2021).
Baca juga: Puan: PPKM Nataru Sesuai Kondisi Daerah Memenuhi Asas Keadilan
Dalam konteks kepemimpinan nasional jelas Liani, kelompok disabilitas tentu mengharapkan sosok yang mengerti dan memahami kebutuhan para penyandang disabilitas .
"Kami melihat, Ibu Puan ini punya keistimewaan sebagai politisi perempuan. Sebagai sesama perempuan, tentu kami dukung," terangnya.
Merujuk Data Kementerian Sosial (Kemensos), jumlah penyandang disabilitas saat ini mencapai 24 Juta individu.
Meski kata Liani jumlah ini bisa saja lebih banyak jika dilakukan pendataan lebih dalam lagi di seluruh daerah Indonesia.
“Tentu rakyat Indonesia mengenal Ibu Puan karena pernah jadi Menteri juga dan saat ini jadi Ketua DPR RI. Bagi kami, karena beliau perempuan dan seorang ibu, tentu saja diyakini memiliki hati yang memahami kebutuhan para penyandang disabilitas. Bagaimana pun anak yang terlahir dengan kondisi serba terbatas itu pasti sangat dekat dengan ibunya, bahkan Ibunya sendiri yang setia mendampingi dia sepanjangan hidupnya, dilatih agar mandiri ya dari sosok seorang ibu,” jelas Liani.
Apalagi saat dipantau melalui media massa, Puan kata Liani punya perhatian istimewa pada penyandang disabilitas.
Disebutkan dia, misalnya saat Mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu meninjau dan menyaksikan vaksinasi di Pasar Ikan Modern Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, pada September lalu.
Saat itu Puan sedang menyaksikan ribuan orang bergiliran datang dan mengantre di Pasar Ikan Modern Muara Baru untuk melakukan vaksinasi, dan di antara ribuan orang itu, Puan tertarik menemani anak difabel berusia 12 tahun yang ikut menerima dosis pertama vaksin Covid-19.
Anak tersebut adalah Ahmad Apiffudin yang saat itu ditemani sang ibu, Kustiyah.
“Artinya apa? Hati seorang ibu itu beda, karena perhatian dia pasti terarah pada anak yang memang terbatas dan lebih butuh dibantu. Perhatian dia lebih dicurahkan pada anak yang lebih membutuhkan bantuan. Itulah yang saya maksud hati seorang ibu itu pasti sangat dekat dengan penyandang disabilitas yang memang punya keterbatasan,” lanjut Liani.
Dalam konteks perlindungan disabilitas kata dia, Liani tetap berharap agar baik pemerintah maupun DPR RI tetap memberi perhatian khusus.
Hal-hal seperti Pendidikan untuk anak penyandangan disabilitas yang masih kurang dan mahal bisa diatasi.
Demikian juga pelatihan bagi penyandang disabilitas.
Misalnya dalam berusaha, memasak dan keterampilan lainnya, termasuk bantuan alat-alat penunjang seperti alat bantu dengar, kursi roda, tongkat dll yang belum merata diterima para penyandang disabilitas, kemudahan akses dalam pemanfaatan fasilitas publik utamanya transportasi, kesempatan kerja yang bisa lebih ditingkatkan lagi dan juga jaminan hari tua bagi para penyandang disabilitas.
“Ini kami suarakan harapan dari teman-teman disabilitas dari seluruh Indonesia, dan kami titipkan ini pada Ibu Puan yang kami yakini karena beliau seorang Ibu tentu hatinya sangat memahami kebutuhan penyandang disabilitas seperti kami ini,” pungkas Liani.