Israel juga pernah membujuknya untuk melakukan pertemuan di Jordan dalam kapasitasnya sebagai Ketua PBNU, kembali ia tegas menolak ajakan tersebut.
“Selama Israel belum mengakui Palestine, saya tidak mungkin datang ke Tel Aviv,” ujarnya.
“Saya tidak mau jumpa, resmi atas nama NU, berkomunikasi politik lah katakan, saya tidak mau (ketemu perwakilan Israel). Selama Israel belum mengakui Palestine,” lanjutnya.
Menurut Kiai Said kamuflase perdamaian Israel selalu ada, akan tetapi buktinya pemukiman Israel selalu bertambah terus dan meluas.
Bahkan Israel berencana untuk membuka ibu kotanya di Yerusalem.
“Semangat warga Palestina sebenarnya sangat tinggi, hanya apa daya kemampuannya terbatas,” kata Kiai Said.
Menurutnya senjata utama bangsa Arab untuk menolong Palestina bukan dari minyak, akan tetapi persatuan seluruh bangsa Arab.
Akan tetapi bangsa Arab tidak pernah bersatu, bahkan kadang bangsa itu menjadi boneka negara lain.
“Oleh karena itu, jangan harap Palestine menang selama negara Arab perang sendiri-sendiri, bertengkar sendiri-sendiri. Bahkan di dalam negerinya sendiri kacau balau,” ujarnya.