TRIBUNNEWS.COM - Awan cumulonimbus (Cb) merupakan awan vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat, yang terkait dengan badai petir, serta cuaca dingin yang lain.
Cumulonimbus lebih dikenal sebagai awan petir, selain itu cumulonimbus merupakan satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan hujan es, guntur dan kilat.
Dasar pada awan cumulonimbus berbentuk datar, dengan fitur seperti dinding yang sangat gelap tergantung di bawahnya, dan mungkin hanya terletak beberapa ratus kaki di atas permukaan bumi.
Selain itu, awan cumulonimbus memiliki beberapa jenis, di antaranya Cumulonimbus calvus hingga Cumulonimbus incus.
Selain itu, timbulnya awan cumulimbus dapat memberikan beberapa dampak, seperti gangguan listrik, turbulence hingga cuaca ekstrem lain yang mengakibatkan bahaya.
Tribunnews.com merangkum proses terbentuk, jenis serta dampak dari awan cumulonimbus.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Selasa 14 Desember 2021: 28 Wilayah Hujan Lebat dan Angin Kencang
Baca juga: Gempa M 5,1 di Selatan Jatim-Bali Siang Ini, BMKG Sebut Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng
Mengutip dari laman metoffice.gov.uk, berikut proses terbentuk, dan jenis awan Cumulonimbus:
Proses Terbentuknya Awan Cumulonimbus
Awan cumulonimbus terbentuk melalui konveksi, seringkali tumbuh dari awan kumulus kecil di atas permukaan yang panas.
Awan cumulonimbus juga dapat terbentuk di sepanjang front dingin sebagai akibat dari konveksi, di mana udara yang lebih ringan dipaksa untuk naik di atas udara dingin yang masuk.
Cuaca yang terkait dengan awan cumulonimbus
Awan cumulonimbus dikaitkan dengan cuaca ekstrem seperti hujan deras, badai hujan es, kilat, dan bahkan tornado.
Sel-sel cumulonimbus individu biasanya akan menghilang dalam waktu satu jam setelah hujan mulai turun, yang menyebabkan hujan lebat dalam waktu yang singkat.
Namun, badai multisel atau supersel mengandung banyak awan cumulonimbus dan curah hujan yang tinggi dapat berlangsung lebih lama.
Jenis Awan Cumulonimbus
Awan Cumulonimbus memiliki 3 jenis berbeda, yakni:
1. Cumulonimbus Calvus
Bagian atas cumulonimbus bengkak, seperti awan cumulus.
Tetesan air di puncak menara awan belum membeku menjadi kristal es.
2. Cumulonimbus Capillatus
Bagian atas awan berserat tetapi relatif berisi.
Tetesan air yang sudah mulai membeku, biasanya menandakan hujan akan mulai turun.
3. Cumulonimbus Incus
Bagian atas awan berserat dan berbentuk seperti landasan, karena awan terus tumbuh.
Jika awan mencapai puncak troposfer dan masih ingin tumbuh, ia harus melakukannya ke luar, menciptakan landasan atau 'inkus' yang indah.
Dampak Awan Cumulonimbus
Dilansir dari laman skybrary.aero, adapun dampak yang akan ditimbulkan dari awan cumulonimbus, yakni:
1. Pergolakan/Turbulence
Gerakan vertikal dalam satu Cb bisa mencapai 50kt.
Interaksi antara updraft yang kuat dan downdraft yang kuat menyebabkan wind shear dan turbulensi yang parah di dalam awan.
Angin permukaan yang kuat, dengan arah dan kekuatan yang bervariasi, sering terjadi pada permukaan di sekitar Cb.
Hal tersebut bisa sangat berbahaya bagi pesawat saat lepas landas atau mendarat.
2. Lapisan Es dalam Penerbangan
Lapisan es sedang hingga parah dapat terjadi, terutama pada tingkat awan yang lebih tinggi.
3. Gangguan listrik
Pesawat yang terbang di sekitar awan Cb dapat mengalami gangguan listrik yang mempengaruhi sistem komunikasi dan navigasi.
Fenomena listrik tersebut, dikenal sebagai St Elmo's Fire, meskipun bukan merupakan ancaman bagi penerbangan, akan tetapi merupakan indikasi aktivitas Cb di dekatnya.
Selain itu, pesawat di sekitar Cb berisiko tersambar Petir.
4. Pengendapan
Hujan es dapat menyebabkan kerusakan struktural yang signifikan pada pesawat.
Curah hujan lainnya, seperti salju, hujan es, atau hujan, dapat mencemari permukaan lapangan terbang dan landasan pacu yang menimbulkan bahaya bagi pesawat yang akan lepas landas atau mendarat.
5. Cuaca ekstrim
Cumulonimbus akan mengakibatkan cuaca ekstrim seperti, downdrafts yang cukup parah, microbursts dan awan corong seperti Tornado.
Baca juga: Mengenal Dampak Pencemaran Air dan Cara Menanggulanginya: Recycle, Reuse, Reduce, dan Repair
(Tribunnews.com/Arkan)