Dwikorita pun menjelaskan gempa NTT ini merupakan gempa dangkal yang terjadi karena aktivitas sesar.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa dangkal akibat adanya akitivitas sesar atau patahan di laut Flores," sebut dia.
Baca juga: Peringatan Dini Tsunami NTT Berakhir, Masyarakat Kembali ke Tempat Masing-masing, tapi Tetap Waspada
Guncangan dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata dengan intensitas guncangan skala III-IV MMI.
Selain itu, guncangan juga dirasakan di Tambolaka, Waikabubak, Waingapu dengan intensitas skala III MMI.
Untuk info sementara yang diterima BMKG, kerusakan parah akibat gempa terjadi di pulau Selayar.
"Kami imbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dieprtanggung jawabkan kebenaranya."
"Karena gempa susulan masih terjadi, kami mohon masyarakat menghindari bangunan yang retak diakibatkan oleh gempa," ucap Dwikorita.
Sebelumnya diketahui, BMKG melaporkan menerbitkan peringatan dini tsunami, Selasa (14/12/2021).
Peringatan dini tsunami ini disampaikan menyusul gempa bumi dengan magnitudo 7,5 di 112 km barat laut Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT) pukul 10:20:22 WIB.
Daerah yang termasuk dalam peringatan dini tsunami yaitu Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), NTT, Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Sulawesi Tenggara (Sultra).
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Gilang Putranto)