News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Survei PRC: Mayoritas Rakyat Hadapi Masalah Utama Mahalnya Kebutuhan Pokok

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang telur melayani pembeli di Pasar Anyar, Kota Tangerang Rabu (17/11/2021). Mereka mengeluhkan kenaikan harga kebutuhan pokok yang mereka jual dan menyebabkan pendapatannya anjlok. Mereka meminta pemerintah turun tangan untuk menstabilkan harga terlebih jelang perayaan Natal dan tahun baru. WARTA KOTA/NUR ICHSAN

Laporan Wartawawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayoritas masyarakat di Indonesia menghadapi permasalahan utama yaitu mahal kebutuhan pokok.

Hal itu berdasarkan temuan hasil survei terbaru Politika Research and Consulting bekerja sama dengan Parameter Politik Indonesia bertajuk 'Political Outlook 2022: Meneropong Poros Koalisi Partai Politik'.

Direktur Eksekutif PRC, Rio Prayogo mengungkapkan sebanyak 47,4 persen masyarakat menghadapi mahalnya kebutuhan pokok.

Setelah kebutuhan pokok, masyarakat menilai masalah utama saat ini yaitu sulitnya mencari pekerjaan (24,4 persen) dan infrastruktur jalan yang tidak memadai (4,9 persen).

"Masalah-masalah apa yang paling sering dihadapi oleh responden dalam keluarganya, setidaknya responden masih terfokus pada tiga masalah besar yakni mahalnya kebutuhan pokok, kemudian sulitnya mencari pekerjaan setelah infrastruktur jalan yang tidak memadai," kata Rio dalam rilis survei secara daring, Senin (27/12/2021).

Baca juga: Survei PRC: Elektabilitas Ganjar Tetap Menang Meski dengan 3 Simulasi, Prabowo & Anies Masih Kalah

"Meskipun yang menyatakan infrastruktur yang tidak memadai ini agak berbeda jauh dengan yang menyatakan sulitnya mencari lapangan pekerjaan perbedaannya sangat signifikan sekitar 20 persen," lanjutnya.

Di posisi keempat, masalah yang dihadapi masyarakat yaitu hilangnya pendapatan (4,6 persen), irigasi pertanian yang buruk (2,7 persen).

Kemudian Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (2,6 persen), sarana/transportasi tidak memadai dan biaya pendidikan mahal sama-sama sebesar 1,6 persen.

Diketahui, pengumpulan dan pengolahan data dilakukan pada 12 November – 4 Desember 2021.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode multi stage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1.600 orang yang tersebar secara proporsional di 34 Provinsi.

Jumlah responden di tiap provinsi diambil secara proporsional berdasarkan data jumlah penduduk pada Pilpres 2019.

Kriteria responden adalah masayrakat yang telah berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Tingkat kepercayaan (significant level) survei ini adalah 95% dengan margin of error sebesar : 2,5%.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini