News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Golkar Setuju Usul PKS Soal Koalisi Pilpres Diumumkan Lebih Awal, Ini Alasannya

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyebut pihaknya membuka peluang untuk membangun koalisi sejak awal dengan partai lain.

"Kalau kita membicarakan kemungkinan koalisi sejak awal, itu akan lebih baik dalam pembangunan Indonesia ke depan selama lima tahun," ujar Doli saat rilis survei SMRC, Selasa (28/12/2021).

Menurut Doli dengan pembentukan koalisi sejak awal antarpartai bisa membicarakan komitmen, visi, dan misi bersama.

"Artinya pasti akan lebih rigid dan lebih detail kira-kira bangunan-bangunan apa saja, komitmen-komitmen apa saja, visi apa saja, misi apa saja, jadi yang kita bangun ke depan," katanya.

Soal partai yang akan berkoalisi dengan Golkar, Doli mengatakan pihaknya selalu terbuka, bahkan dengan partai yang berada di posisi tengah sekalipun.

"Tadi Mas Mardani bilang kalau dengan partai menengah cukup tiga (gabungan parpol). Kalau dengan PDIP, Golkar, dan Gerindra cukup dua. Ya Golkar dengan senang hati kalau PKS mau dan lainnya untuk membangun koalisi sejak awal," kata dia.

Baca juga: SMRC: Elektabilitas PDI Perjuangan Tertinggi, Golkar dan Gerindra Bersaing Ketat

Dialamkesempatan yang sama, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengajak partai politik untuk mengumumkan calon presiden di Pilpres 2024 sejak dini.

"Saya pribadi kalau di PKS saya selalu teriak, ayo segera umumkan capresnya. Kalau bisa segera buat koalisi permanen atau koalisi dini dari sekarang," kata Mardani.

Dia menjelaskan alasan pembentukan koalisi harus dimulai dari sekarang, sebab faktor Pemilu 2024 yang sangat tidak pasti.

"Dan karena uncertainty tinggi, maka harus ada big pushnya. Big pushnya ya capres, capres, dan capres," ujar dia.

Baca juga: Agung Laksono Ingatkan Kader Golkar Jaga Kekompakan dari Upaya Gangguan Soliditas

Diprediksi, akan ada tiga koalisi terbentuk dalam Pemilu 2024.

Hitungan Mardani, PKS mencukupi membentuk koalisi dengan mengajak satu partai saja di antara PDIP, Golkar, atau Gerindra.

Sementara itu, PKS perlu tiga partai dengan partai tengah untuk membentuk koalisi.

"Kalau dengan partai tengah kita perlu tiga partai. Maka segera dua atau tiga gabungan parpol ini mengumumkan usul definitifnya, nanti akan ada perubahan fundamental dan signifikan, karena kiat sudah punya tiketnya Nah, Itu bakal terjadi kontestasi karya dan gagasan," ujar Mardani.

Elektabilitas PDI Perjuangan Tertinggi

Diketahui Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei opini publik soal prospek partai politik dan calon presiden 2024.

"Kalau kita lihat trennya, maka kita bisa melihat dalam dua tahun terakhir ini PDIP ini relatif stabil berada di puncak," kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abas, Selasa (28/12/2021).

PDIP tercatat meraih persentase sebesar 25,2 persen, disusul oleh Partai Golkar (11,2 persen) dan Partai Gerindra (10,8 persen).

Kemudian secara berturut-turut, ada Partai Kebangkitan Bangsa sebesar (8,4 persen), Partai Demokrat (6,2 persen), dan Partai Keadilan Sejahtera (5,1 persen).

Sementara, elektabilitas partai-partai lainnya masih berada di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen

Berikut raihan elektabilitas partai politik dalam temuan survei SMRC:
- PDIP: 25,2 persen
- Golkar: 11,2 persen
- Gerindra: 10,8 persen
- PKB: 8,4 persen
- Demokrat: 6,2 persen
- PKS: 5,1 persen
- NasDem: 3,4 persen
- PPP: 2,7 persen
- Perindo: 2,0 persen
- PAN: 1,8 persen
- Hanura: 0,6 persen
- PSI: 0,5 persen

Diketahui, survei SMRC digelar pada 8-16 Desember 2021 menggunakan metode multistage random sampling dengan 2.420 responden.

Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat untuk Capres 2024

Adapun Margin of Error (MoE) survei sebesar ± 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini