News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

ABK WNI Disandera Pemberontak Houthi, Istri Menangis Minta Tolong Presiden Jokowi Bantu Bebaskan

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sri Rahayu, istri Surya Hidayat Pratama, Chief Officer di kapal kargo Rwabee milik Uni Emirat Arab (UEA) yang dibajak pemberontak Houthi Yaman di Laut Merah, Minggu (2/1/2022).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Satu orang anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) bernama Surya Hidayat Pratama turut menjadi sandera pemberontak Houthi Yaman yang membajak kapal kargo Rwabee milik Uni Emirat Arab (UEA) yang sedang berlayar di Laut Merah pada Minggu (2/1/2022) lalu.

Istri ABK tersebut, Sri Rahayu, dalam sebuah unggahan video pada tanggal 8 Januari mengungkapkan harapannya kepada pemerintah Indonesia.

Sri Rahayu juga meminta pertolongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dapat membantu pembebasan suaminya.

“Saya ingin kasus ini segera bisa diselesaikan dan suami saya bisa dipulangkan dan bisa berkumpul dengan keluarga, dengan anaknya. Dan bapak Presiden Joko Widodo, saya minta pertolongannya kepada semua pemerintah terkait supaya masalah ini bisa segera selesai,” kata Sri Rahayu.

Disanderanya Surya Hidayat Pratama, dibenarkan pendiri Perkumpulan Ahli Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia (AKKMI), Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa saat dihubungi Tribunnews pada Senin (10/1/2021).

Baca juga: Militan Houthi Yaman Sita Kapal UEA, Diduga Bawa Persediaan Militer

Surya Hidayat Pratama merupakan warga Makassar yang bekerja di kapal tersebut sebagai Chief Officer, dan hingga berita ini diturunkan belum diketahui nasibnya.

Mengutip Tribunnews, Marcellus mengungkapkan keprihatinan dengan peristiwa yang menimpa pelaut Indonesia tersebut.

Karena itu dia menyerukan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri untuk membantu pembebasan awak kapal Indonesia tersebut.

"Saya mendesak agar pihak-pihak yang memiliki otoritas agar bisa membuka jalur diplomasi yang dibutuhkan, agar bisa menyelamatkan warga Indonesia yang disandera," ujarnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini