TRIBUNNEWS.COM - Penangkapan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (5/1/2022), membuat sang anak buka suara.
Sang anak yang bernama Ade Puspitasari mengaku tak terima ayahnya ditangkap KPK lewat operasi tangkap tangan (OTT).
Hal ini disampaikan Ade Puspitasari dalam acara Pelantikan Pengurus PK Partai Golkar se-Kota Bekasi, Sabtu (8/1/2022).
Ade mengatakan, penangkapan ayahnya tak bisa disebut sebagai OTT lantara banyak saksi yang melihat, Rahmad Effendi ditangkap tanpa memegang uang.
Baca juga: Viral Video Putri Rahmat Effendi Tak Terima Penangkapan Ayahnya Disebut OTT, KPK: Sesuai Prosedur
Baca juga: Viral Video Putri Rahmat Effendi Tak Terima Penangkapan Ayahnya Disebut OTT, Ini Kata KPK
"Saksinya banyak, staf yang di rumah itu saksi semua. Bagaimana Pak Wali dijemput di rumah, bagaimana Pak Wali hanya membawa badan?"
"KPK hanya membawa badan Pak Wali, tidak membawa uang sepeser pun," kata Ade, dikutip dari Tribun Bekasi.
Lantas, siapakah sosok Ade Puspitasari?
Ternyata, Ade Puspitasari adalah anggota DPRD Jawa Barat periode 2019-2024 dari Partai Golkar.
Wanita kelahiran Bekasi, 18 Desember 1985 ini maju mewakili daerah pemilihan (dapil) Kota Depok dan Kota Bekasi.
Di dunia politik, Ade Puspitasari memiliki karier yang cukup moncer dan mengemban jabatan.
Kini, ia menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Kota Bekasi menggantikan ayahnya.
Ibu satu anak itu juga mengemban beberapa jabatan di bidang sosial, yaitu Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi.
Bahkan pada November 2021, Ade Puspitasari dilantik sebagai Ketua Kwarcab Pramuka Kota Bekasi.
Harta Kekayaan Ade Puspitasari
Sementara itu, dikutip dari elhkpn.kpk.go.id, Ade Puspitasari tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp 4.029.394.497.
Berdasarkan laporan per 31 Maret 2021, harta kekayaan Ade Puspitasari sebagian besar berasal dari kepemilikan tanah.
Ia memiliki delapan bidang tanah yang berada di Bekasi dengan total nilai Rp 4.289.396.000.
Aset lain yang dimiliki Ade Puspitasari adaah dua unit mobil senilai Rp 640 juta serta kas dan setara kas yaitu Rp 114.270.452.
Sayangnya, Ade Puspitasari memiliki utang sebesar Rp 1.014.271.955 sehingga mengurangi jumlah kekayaannya.
Selengkapnya, inilah daftar harta kekayaan Ade Puspitasari dikutip Tribunnews.com dari elhkpn.kpk.go.id, Senin (10/1/2022):
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp 4.289.396.000
1. Tanah Seluas 334 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 305.944.000
2. Tanah Seluas 28 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 140.000.000
3. Tanah Seluas 517 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 473.572.000
4. Tanah Seluas 300 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 150.000.000
5. Tanah Seluas 90 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 450.000.000
6. Tanah Seluas 181 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 905.000.000
7. Tanah dan Bangunan Seluas 202 m2/100 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 684.880.000
8. Tanah Seluas 2036 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 1.180.000.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp 640.000.000
1. MOBIL, HONDA HONDA HR-V RU5 1.8 RS CVT CKD Tahun 2017, HASIL SENDIRI Rp 340.000.000
2. MOBIL, HONDA ODYSSEY RB3 2.4 A/T Tahun 2013, HASIL SENDIRI Rp 300.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp ----
D. SURAT BERHARGA Rp ----
E. KAS DAN SETARA KAS Rp 114.270.452
F. HARTA LAINNYA Rp ----
Sub Total Rp 5.043.666.452
HUTANG Rp 1.014.271.955
TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp 4.029.394.497
Tak Terima dengan Penangkapan Rahmat Effendi
Sebelumnya, Ade Puspitasari menyebut Rahmat Effendi tidak terlibat korupsi, karena tak terjadi transaksi saat ayahnya ditangkap KPK pada Rabu (5/1/2022).
"Logikanya, OTT, saya ada transaksi, saya serahkan terus kegep, bener enggak? Ini tidak ada."
"Bahwa Pak Wali beserta KPK tidak membawa uang dari Pendopo," kata Ade, dikutip dari Tribun Bekasi.
Ade menuturkan, sejumlah bukti uang yang disita oleh KPK bukanlah uang yang didapat saat menangkap Rahmat Effendi.
Melainkan, disita dari ketiga pihak yang merupakan pengembangan penyelidikan.
"Uang yang ada di KPK itu uang yang ada di luaran dari pihak ketiga, dari Kepala Dinas, dari Camat. Itu pengembangan, tidak ada OTT," ucap dia.
Atas hal tersebut, menurut Ade yang terjadi adalah pembunuhan karakter karena sudah mengincar partai berlogo pohon beringin itu.
Karena itu, Ade mengatakan akan mencoba berkoalisi dengan partai lain pada 2024.
"Memang ini pembunuhan karakter, memang ini kuning sedang diincar. Kita tahu sama tahu siapa yang mengincar ini."
"Tapi nanti di 2024, jika kuning koalisi dengan orange, matilah yang warna lain," ujarnya.
Klarifikasi Ade
Sementara itu, Ade Puspitasari memberi penjelasan terkait pernyataannya tersebut.
Ade mengatakan, apa yang disampaikan dalam video merupakan bentuk motivasi kepada para kader Golkar.
"Bahwa yang saya sampaikan adalah motivasi dan suplementasi kepada kader."
"Agar tidak terusik oleh bisingnya gerakan destruktif terhadap kader Golkar Kota Bekasi," ucap Ade, Minggu (9/1/2022).
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Shella Latifa)(Tribun Bekasi/Joko Supriyanto)