TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mendapatkan suara tertinggi sebagai presiden jika pemilihan presiden digelar hari ini.
Hal ini berdasarkan temuan survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis Minggu (9/1/2022).
Setelah Prabowo, di urutan kedua ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan di urutan ketiga yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Polanya tidak berubah, Pak Prabowo masih di peringkat pertama, kemudian Ganjar, kemudian Anies. Tiga nama ini yang (perolehan suaranya) mencapai 2 digit ke atas, yang lain masih 1 digit," kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanudin Muhtadi, dalam konferensi pers daring.
Burhanuddin Muhtadi mengatakan, hasil tersebut didapat dengan simulasi 3 nama calon presiden yakni Prabowo, Anies dan Ganjar.
"Pada simulasi 3 nama tertutup, di tingkat nasional Prabowo Subianto unggul 35,4 persen," kata Burhanuddin.
Selanjutnya, nama Ganjar Pranowo mengikuti dengan perolehan 31,6 persen dan Anies Baswedan 24,4 persen.
Keseluruhan nama pejabat tersebut, cenderung tidak memiliki banyak perubahan keterpilihan dalam kurun waktu tiga bulan terakhir di akhir tahun 2021.
Kendati begitu, dari ketiga nama tersebut, Ganjar Pranowo paling unggul sebagai capres yang diketahui publik dengan persentase 46,1 persen, lalu Anies Baswedan 26,1 persen dan terakhir Prabowo Subianto 23,8 persen.
"Pada kelompok yang tahu Anies, juga tahu Ganjar dan tahu Prabowo, Ganjar Pranowo cukup dominan," tukasnya.
Sebagai informasi, survei yang dilakukan pada 6-11 Desember 2021 ini melibatkan 2020 responden dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling, dengan memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar kurang lebih 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Temuan Survei Index
Posisi dua figur calon presiden makin sulit dikejar setelah menembus elektabilitas 20 persen.
Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan Prabowo Subianto kembali memimpin dengan elektabilitas 20,3 persen.
Baca juga: Hasto Kristiyanto Sebut Tak Hanya Elektoral, Sosok Capres PDI harus Penuhi Berbagai Syarat Ini
Pada urutan kedua, Ganjar Pranowo membayangi dengan elektabilitas 20,0 persen.
Sementara Anies Baswedan bersaing ketat dengan Ridwan Kamil, di mana elektabilitas masing-masing 10,6 persen dan 10,2 persen.
“Prabowo dan Ganjar makin tak terkejar di bursa capres 2024, disusul oleh Anies dan Ridwan Kamil yang bersaing ketat,” kata peneliti indEX Research Reza Reinaldi dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (9/1/2021).
Menurut Reza, elektabilitas Prabowo masih mungkin bisa dikejar kembali oleh Ganjar.
Baca juga: Survei: Terlepas dari Pembatasan Masa Jabatan, Masih Banyak yang Ingin Jokowi Jadi Presiden Lagi
Meskipun unggul, tren dalam dua tahun terakhir menunjukkan elektabilitas Prabowo cenderung stabil pada kisaran 20 persen.
Sementara itu Ganjar mengalami tren kenaikan, dari elektabilitas di bawah 10 persen bergerak naik pada 14-17 persen, dan kini menembus 20 persen.
Menurutnya, jika tren terus berlanjut, diprediksi Ganjar bisa unggul dan meninggalkan Prabowo.
Di bawah Anies dan RK, dua figur lain juga tampak bersaing, yaitu Sandiaga Uno (7,1 persen) dan Agus Harimurti Yudhoyono (5,3 persen).
"Jika Pilpres 2024 kembali diikuti dua pasangan, besar kemungkinan persaingan ketat bakal terjadi dalam bursa cawapres,” kata Reza.
Anies, RK, Sandi, dan AHY berpeluang memperebutkan tiket cawapres, jika Prabowo dan Ganjar menjadi capres.
Masih ada sejumlah nama lain, yaitu Erick Thohir (4,4 persen), Tri Rismaharini (4,0 persen), Khofifah Indar Parawansa (2,1 persen), dan Giring Ganesha (2,0 persen).
Belum lagi nama-nama yang merupakan figur kuat di tubuh partai politik, sebut saja Puan Maharani (1,6 persen) dan Airlangga Hartarto (1,0 persen).
Ada pula Mahfud MD (1,1 persen), sedangkan lainnya masih di bawah 1 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 10,0 persen.
“Situasinya agak berbeda jika batasan presidential threshold (PT) 20 persen dihapuskan, peluang majunya nama-nama tersebut sebagai capres terbuka lebar,” pungkas Reza.
Sebagai catatan, sejumlah kalangan kembali mengajukan judicial review untuk menghapus ketentuan PT.
Survei ini dilakukan pada 26 Desember 2021-5 Januari 2022 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi, dipilih secara acak bertingkat, diwawancara secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan.
Margin of error ±2,9 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Cawapres juga ikut menentukan
Berdasarkan hasil sigi Survei Indikator Politik Indonesia nama calon wakil presiden cukup menentukan untuk Pemilihan Presiden 2024.
Posisi calon-calon presiden saat ini relatif seimbang.
Meski tiga nama seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan selalu berada di posisi teratas survei opini publik.
Namun kekuatan elektoral mereka untuk menarik pemilih sangat tergantung pada siapa pasangan calon wakil presiden yang akan mendampingi mereka di Pemilu 2024 nanti.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi berujar, untuk saat ini, Pemilu masih dua tahunan ke depan.
"Maka para calon-calon presiden membutuhkan pendamping yang bisa membantu menambah atau menaikkan elektabilitas mereka. Artinya, siapa di posisi calon wakil jadi sangat menentukan,” ujarnya, Minggu (9/1/2022).
Satu di antara Cawapres yang paling potensial ada nama Menteri BUMN Erick Thohir.
Dari temuan, Erick bukan saja mampu menambah elektabilitas Capres, tapi juga sisi akseptabilitasnya (penerimaan atau kesukaan).
Menurut Burhan, sisi itu juga penting untuk memuluskan langkah Capres dalam kontestasi Pemilu 2024.
“Erick juga relatif bisa diterima di kalangan elit, khususnya di kalangan elit partai politik yang akan mengusung pasangan Capres-Cawapres,” katanya.
Selain Erick, menurut Burhan, beberapa nama secara konsisten juga diinginkan publik mejadi calon wakil presiden.
Selain Erick, ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Dalam temuan survei Indikator sebelumnya, juga menempatkan Erick Thohir sebagai tokoh yang paling diinginkan publik sebagai cawapres pada Pilpres 2024 nanti.
Bahkan, Burhan melanjutkan, mantan bos Inter Milan itu menjadi tokoh paling populer di antara nama lainnya.
Pada November tahun lalu, nama Erick Thohir selalu berada di puncak jika disandingkan dengan calon presiden yang menjadi favorit hasil survei.
Tingginya elektabilitas Erick Thohir juga diamini Voxpol Center Research and Consulting.
Menurut Direktur Eksekutif Pangi Syarwi Chaniago, tingginya elektabilitas Erick Thohir disebabkan prestasi dan capaian yang dibuat selama menjabat sebagai Menteri BUMN.
Prestasi tersebut dinilai bisa menjadi modal awal untuk mendongkrak keterpilihan Erick Thohir pada kontestasi Pemilu 2024.