News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Menkes Perkirakan Puncak Kasus Omicron di Indonesia Terjadi dalam 35 Sampai 65 Hari

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan puncak kasus Covid-19 varian Omicron terjadi sangat cepat.

Beberapa negara mengalami puncak kasus Covid-19 dalam waktu 35 sampai 65 hari.

"Beberapa negara sudah mengalami puncak dari kasus Omicron dan puncak tersebut dicapai secara cepat dan tinggi waktunya berkisar antara 35 sampai 65 hari," kata Menkes Budi dalam pernyataan pers yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (16/1/2022).

Bila memperhatikan kasus Omicron di Indonesia yang teridentifikasi pada pertengahan Desember 2021, lonjakan baru terjadi pada Januari 2022.

Baca juga: Jangan Terlena karena Omicron Tak Berbahaya, Pemerintah Perlu Waspada dan Ketegasan

Oleh karena itu kemungkinan terjadinya puncak Omicron di Indonesia yakni 35 sampai 65 hari setelah terjadinya lonjakan pada Januari.

"Indonesia pertama kali kita teridentifikasi adalah pertengahan Desember, tapi kasus kita mulai naiknya di awal Januari antara 35 sampai 65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi," katanya.

Oleh karena itu, Menkes meminta masyarakat untuk waspada dan bersiap dalam mengantisipasi terjadinya lonjakan varian Omicron.

Meskipun demikian, Menkes meminta masyarakat tidak panik dalam mengantisipasi lonjakan varian Omicron.

Apalagi berdasarkan hasil penelitian, tingkat pasien yang masuk Rumah Sakit akibat Omicron lebih rendah dibandingkan varian Delta, meskipun tingkat penularan serta kenaikan kasus varian Omicron lebih cepat dan tinggi.

"Kami sampaikan bahwa sudah terlihat di negara-negara tersebut hospitalisasinya antara 30-40 persen dari hospitalisasi Delta. Jadi walaupun kenaikannya lebih cepat dan tinggi jumlah kasus yang lebih banyak dan penularannya lebih cepat, tapi hospitalisasinya lebih rendah," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini