News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Omicron di Indonesia Tembus 840, Presiden Minta Masyarakat Tak Pergi ke Luar Negeri

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LONDON - Foto Ilustrasi ini diambil di London pada 02 Desember 2021 menunjukkan empat jarum suntik dan layar yang menampilkan kata 'Omicron', nama varian baru covid 19. - Omicron telah menjadi jenis virus corona utama di Prancis di mana jumlah infeksi telah mengalami peningkatan besar dalam beberapa hari terakhir, kata badan kesehatan masyarakat negara itu. 62,4 persen tes menunjukkan profil yang kompatibel dengan varian Omicron pada awal minggu ini, dibandingkan dengan 15 persen pada minggu sebelumnya, kata agensi tersebut. (Justin TALLIS/AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mencatat lonjakan kasus Omicron di Indonesia.

Per tanggal 17 Januari 2022, kasus Omicron di Indonesia menjadi 840 orang.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

"Sejak Omicron terdeteksi pada 15 Desember 2021 sampai 17 Januari 2022 sudah ada 840 kasus positif Omicron," kata Nadia, Selasa (18/1/2022), seperti yang diberitakan Tribunnews.com.

Baca juga: Kasus Omicron Meningkat, Ini 3 Poin Penting Arahan Presiden: Jika Bisa, Lakukan WFH

Baca juga: Omicron di Indonesia Tembus 840 Kasus Dalam Sebulan, Kemenkes Akui Sulit Hindari Transmisi Lokal

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, dari total kasus Omicron di Indonesia tersebut, sebanyak 609 kasus terjadi pada pelaku perjalanan luar negeri.

Sementara, 174 kasus transmisi lokal dan 57 kasus masih diteliti sumber penularannya.

Adapun kasus Omicron paling banyak terjadi pada pelaku perjalanan dari Arab Saudi (112 kasus).

Disusul Turki (106 kasus), Amerika Serikat (62 kasus), Malaysia (49 kasus), dan Uni Emirat Arab (45 kasus).

Dari 840 orang tersebut, kata Nadia, 79,1 persen telah mendapatkan suntikan dosis kedua vaksin Covid-19.

Sementara itu, 4,2 persen telah mendapatkan dosis pertama dan tujuh persen belum melakukan vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Reaksi Jokowi karena Omicron Melonjak, Masyarakat Diimbau Terapkan Work From Home

Baca juga: Penyebab Kasus Omicron Terus Bertambah, Ketua Satgas Covid: Masyarakat Mulai Tidak Disiplin Prokes

Terdapat pula 9,7 persen pasien yang terkonfirmasi Omicron belum diketahui status vaksinasinya.

"Tentunya ini menjadi kewaspadaan kita orang yang sudah divaksin saja masih bisa terkena Omicron, apalagi yang belum divaksin."

"Kita melihat orang yang sudah divaksin tertular Omicron gejalanya lebih ringan," kata Siti Nadia.

Imbauan Presiden

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar semua pihak tetap waspada, namun tidak perlu bereaksi berlebihan terkait tren kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Omicron. (Sekretariat Presiden)

Menanggapi kenaikan kasus Omicron di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat.

Jokowi mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mewaspadai tren Omicron di Indonesia.

Akan tetapi, kata Jokowi, masyarakat tidak perlu bereaksi berlebihan menghadapi kasus Omicron di Indonesia.

Baca juga: Pakar Sebut Temuan Kasus Omicron di Indonesia Kemungkinan 8 Kali Lebih Besar Dari yang Dilaporkan

Baca juga: Penelitian Sheba Medical Center Israel: 4 Suntikan Vaksin Covid-19 Tidak Cukup Efektif Lawan Omicron

"Berhati-hati perlu, waspada perlu, tapi jangan menimbulkan ketakutan dan jangan menimbulkan kepanikan," kata Jokowi, dikutip dari Setkab.go.id.

Presiden memaparkan, berbagai studi termasuk laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa varian Omicron memang lebih mudah menular namun memiliki gejala yang lebih ringan.

"Pasien yang terinfeksi varian ini umumnya pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit."

"Tapi, sekali lagi, kita harus waspada, jangan jemawa, dan jangan gegabah," lanjut Jokowi.

Untuk menekan laju penularan Omicron, Jokowi pun menekankan sejumlah hal.

Pertama, Presiden meminta agar masyarakat untuk mengurangi mobilitas.

"Jika Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian tidak memiliki keperluan mendesak sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian."

"Dan untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah (work from home) lakukanlah kerja dari rumah," ujarnya.

Baca juga: 2 Tentara AS di Pangkalan Militer Iwakuni Yamaguchi Jepang Terinfeksi Omicron

Baca juga: Waspadai Varian Omicron, Kemendagri Minta Kepala Daerah Taati Larangan Perjalanan ke Luar Negeri

Selain itu, Presiden juga meminta masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri untuk keperluan yang tidak esensial.

"Saya juga meminta untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada urusan yang penting dan mendesak," ujarnya.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya vaksinasi dalam menghadapi pandemi, termasuk peningkatan kasus Omicron saat ini.

Ia pun meminta kepada masyarakat untuk segera mengikuti program vaksinasi yang diberikan gratis oleh pemerintah kepada masyarakat, baik dosis primer maupun dosis lanjutan atau booster.

"Yang belum mendapatkan vaksin segeralah untuk divaksin, yang sudah mendapatkan vaksin (dosis) pertama segera vaksin untuk yang kedua, yang sudah dua kali vaksin segera cari vaksin ketiga, vaksin booster."

"Semuanya gratis karena vaksinasi penting demi keselamatan kita semuanya," tandasnya.

(Tribunnews.com/Whiesa/Rina Ayu)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini