Tanggal festival akhirnya telah ditetapkan sejak Kaisar Wudi dari Dinasti Han menetapkannya pada hari pertama bulan pertama dalam penanggalan Imlek.
Yang sangat penting dalam sejarah Tahun Baru Imlek, karena tanggal tersebut telah digunakan selama ribuan tahun hingga sekarang.
Saat itu, festival tersebut telah menjadi acara nasional.
Ada karnaval besar yang diluncurkan oleh pemerintah, dan pegawai negeri berkumpul untuk merayakannya.
Kegiatan baru juga muncul, seperti begadang, membakar bambu, yang seperti menyalakan kembang api saat ini, serta menggantung papan persik, yang kemudian menjadi bait Festival Musim Semi .
Perayaan Ditingkatkan dari Wei & Jin ke Dinasti Qing (220 - 1911 M)
Di Dinasti Wei dan Jin (220 – 439 M), perayaan itu masih merupakan pekan raya besar bagi pemerintah, dan orang-orang biasa akan menggunakan suara retakan bambu yang terbakar untuk menaklukkan roh-roh jahat.
Tradisi begadang juga dilestarikan secara luas, dan orang-orang akan berpakaian rapi untuk berlutut di hadapan anggota keluarga senior.
Kata Yuandan dan Xinnian diciptakan untuk menandai pergantian antara dua tahun.
Menjelang Dinasti Tang dan Song, perayaan itu diberi nama Yuanri.
Pada masa Dinasti Tang yang berkembang (618 - 907 M), fungsi Tahun Baru Imlek telah bergeser dari ibadah dan persembahyangan menjadi hiburan sosial.
Orang-orang mendapat hari libur untuk tinggal bersama anggota keluarga.
Pada saat itu, itu berkembang menjadi festival bagi orang-orang biasa untuk berbagi kegembiraan.
Dengan ditemukannya bubuk hitam pada Dinasti Song (960 - 1279 M), petasan juga ikut memeriahkan perayaan tersebut.
Baca juga: 9 Tradisi Imlek di Indonesia: Berbagi Angpau, Pertunjukan Barongsai hingga Petasan
Baca juga: 20 Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2022, Cocok Dibagikan ke WA, FB, IG, TikTok, dan Twitter