TRIBUNNEWS.COM - Nama mantan pramugari Garuda Indonesia, Siwi Widi Purwanti, kembali menjadi sorotan.
Ia diduga menerima uang sebesar Rp 647,85 juta dari anak kandung pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Wawan Ridwan, Muhammad Farsha Kautsar.
Terkait dugaan tersebut, Siwi rencananya akan dihadirkan dalam persidangan.
Hal ini disampaikan Plt Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ali Fikri.
Kendati demikian, Ali tak bisa memastikan kapan Siwi akan dipanggil.
Baca juga: KPK Akan Konfirmasi Eks Pramugari Garuda Indonesia Siwi Widi soal Aliran Uang dari Pejabat Pajak
Baca juga: PROFIL Siwi Widi Purwanti yang Kini Jadi Sorotan, Eks Pramugari Itu Diduga Terima Suap Rp 647 Juta
Pasalnya, pemanggilan Siwi tergantung kebutuhan jaksa penuntut umum (JPU) pada KPK di persidangan nanti.
"Kami pasti akan memanggil saksi-saksi yang relevan dengan dugaan uraian perbuatan terdakwa," kata Ali Fikri dalam keterangannya, Kamis (27/1/2022), dilansir Tribunnews.
"Pemanggilan saksi-saksi di persidangan sesuai kebutuhan pembuktian surat dakwaan," imbuhnya.
Pernah Dituding Jadi Simpanan Bos Garuda Indonesia
Seperti diketahui, sosok Siwi Widi Purwanti pernah menjadi perbincangan pada 2019 lalu saat sejumlah petinggi Garuda Indonesia terseret kasus penyelundupan Harley Davidson.
Bermula dari kasus tersebut, nama Siwi terseret dalam sejumlah tuduhan.
Dilansir Tribunnews, ia dituding menjadi simpanan Heri Akhyar yang kala itu menjabat sebagai Ditektur Human Capital Garuda Indonesia.
Karena kedekatannya dengan Heri Akhyar, Siwi disebut-sebut mendapat perlakuan khusus dibanding pramugari lainnya.
Ia juga dituduh mendapat barang-barang mewah dari petinggi Garuda Indonesia karena menjadi simpanan.
Namun, tudingan itu dibantah Siwi dan kuasa hukumnya, Elza Syarif.
Baca juga: Diduga Terima Uang Suap, Eks Pramugari Garuda Siwi Widi Purwanti Bakal Dihadirkan di Persidangan
Baca juga: Uang Suap Eks Pemeriksa Pajak Diduga Mengalir ke Mantan Pramugari Siwi Widi Purwanti
"Segala tuduhan yang dilayangkan kepada Siwi Widi adalah tidak benar dan fitnah. Klien kami dituduh menjadi gundik dari Heri Akhyar juga dituduh mendapatkan perlakuan khusus sebagai awak kabin Garuda dibanding pramugari lainnya."
"Juga diisukan mendapatkan kekayaan bersumber dari para jajaran direksi PT Garuda Persero, semuanya tidak benar," ujar Elza dalam jumpa pers bersama Siwi Widi, Jumat (10/1/2020).
Siwi sendiri mengaku memang mengenal Heri Akhyar.
Namun, hubungan keduanya hanya sebatas atasan dan bawahan.
"Kenal sih sebagai atasan saja. Kalau secara pribadi sih enggak."
"Saya beberapa kali dijadikan representatif perusahaan dalam acara. Tapi, enggak yang perhatian ke satu-satu (pimpinan)," terang Siwi, dilansir Tribunnews.
Mengenai barang-barang mewah miliknya, termasuk mobil yang saat itu menjadi sorotan, Siwi mengaku itu semua ia dapatkan sebelum menjadi pramugari di Garuda Indonesia.
Begitu juga dengan barang-barang mewah miliknya yang lain.
Siwi mengaku mendapatkannya dari mantan kekasih.
"Itu mobil saya sudah lama punya sebelum jadi pramugari di Garuda. Akun itu (@digeeembok) tidak bisa memberikan detil tuduhannya alias hanya asumsi."
Baca juga: Kejagung Periksa Pejabat Garuda-Citilink Indonesia Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Pesawat
Baca juga: Erick Thohir Beberkan Penyebab Mahalnya Tiket Pesawat Garuda Indonesia
"Baik mobil atau harta lain itu bukan diberikan oleh para jajaran direksi Garuda," terang Siwi, dilansir Tribunnews.
"Itu dari pacarku yang dulu," tegasnya.
Disebut-sebut Operasi Plastik Pakai Uang Negara
Selain dituding menjadi simpanan petinggi Garuda Indonesia, Siwi Widi Purwanti juga disebut melakukan operasi plastik menggunakan uang negara.
Soal operasi plastik, ia menilai hal tersebut adalah hal yang wajar dilakukan.
Terlebih, jika orang tersebut ingin tampil lebih cantik.
"Soal operasi plastik setiap orang pasti ingin cantik. Yang penting kita pribadi nggak merugikan orang lain."
"Itu aja sih, kan nggak ada masalah," katanya saat jumpa pers, Jumat (10/1/2020), mengutip Grid.ID.
Lantas, mengenai tudingan operasi plastik memakai uang negara, hal itu dibantah Elza Syarif.
Elza bahkan mempersilakan KPK untuk mengusut tudingan tersebut.
Baca juga: Eks Pegawai Pajak yang Didakwa Lakukan Pencucian Uang Punya Harta Rp 6 M, Naik Rp 2 M dalam Setahun
Baca juga: Jaksa KPK Dakwa 2 Mantan Pegawai Pajak Terima Suap Rp15 M dan 4 Juta Dolar Singapura
"Mana bisa dia pakai uang itu, yang bener aja, udah korupsi. Nggak perlu jawab sama Siwi, saya aja yang jawab," ungkap Elza Syarief.
"KPK bisa masuk, silakan," lanjutnya.
Laporkan Akun yang Menuduhnya
Tuduhan Siwi Widi Purwanti menjadi simpanan petinggi Garuda Indonesia hingga operasi plastik memakai uang negara, bermula dari cuitan yang dituliskan akun Twitter @digeeembok.
Siwi pun melaporkan akun tersebut ke Polda Metro jaya atas dugaan pidana pencemaran nama baik dan transaksi elektronik.
Mengutip Grid.ID, Siwi mengaku apa yang ditulis akun @digeeembok membuat harga dirinya tercoreng.
Ia pun membantah tudingan yang dilayangkan @digeeembok padanya.
"Semua pemberitaan dari akun @digeeembok itu tidak benar dan saya merasa bener-bener harga diri saya dicoreng," tegasnya, Jumat (10/1/2020).
Lebih lanjut, Siwi menduga sosok dibalik akun Twitter tersebut adalah orang yang mengenalnya secara dekat.
Pasalnya, akun itu pernah mengunggah data-data jadwal penerbangan yang hanya diketahui oleh pegawai Garuda Indonesia.
Selain data-data jadwal penerbangan, akun @digeeembok juga membagikan foto-foto Siwi yang berasal dari Instagram sang dara.
Padahal, kata Siwi, ia mengunci akun Instagramnya dan hanya berteman dengan orang-orang yang dikenal.
"Saya merasa ini adalah persaingan kerja yang tidak sehat dalam pekerjaan saya. Motifnya saya kurang paham."
"Mungkin ada pengalihan isu atau apa karena bersamaan dengan kasus penyelundupan itu. Dan tiba-tiba menyeret nama saya," ujar Siwi.
"Dugaan ada orang terdekat. Orang sekitar saya. IG saya itu private. Enggak banyak yang tahu."
"Itu ada screenshoot foto di Instagram itu pasti orang yang kenal saya itu," tandasnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Ilham Rian Pratama/Feryanto Hadi, Grid.ID/Rissa Indrasty)