News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Islah Bahrawi Nilai Kubu Cikeas Memeluk Partai Demokrat seperti Agama

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi saat menjadi pembicara di peluncuran buku berjudul Halaman Pertama Anas Urbaningrum karya Tofik Pram di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (5/2/2022).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi memaknai soal Cikeas dengan klan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan juga Partai Demokrat.

Menurutnya, kubu Cikeas menganggap Partai Demokrat seperti "agama".

"Cikeas ini memeluk partai itu seperti memeluk agama dan Mas Anas ini adalah orang yang dianggap akan memurtadkan," kata Islah dalam sebuah peluncuran buku 'Halaman Pertama Anas Urbaningrum' karya Tofik Pram di Tebet, Jakarta, Sabtu (5/2/2022).

Islah mengatakan Cikeas seperti orang yang mabuk agama hingga mengkafir-kafirkan orang.

"Nah inilah takfiri itu terjadi. Makanya orang (yang dianggap) kafir itu harus dipenjarakan. Kurang lebih seperti itulah," kata dia.

Dia mengaku dekat dengan Anas dan masih ingat Anas dipersekusi oleh kekuasaan pada waktu itu.

Hingga akhirnya, Anas pun terjerat kasus hukum dan berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca juga: Selepas Bebas, Anas Urbaningrum Akan Tantang Debat Terbuka Eks Pimpinan KPK Abraham Samad-BW

"Ketika Mas Anas menjadi Ketua Umum, saya juga udah ada di DPP Demokrat. I Gede Pasek waktu itu di Departemen Olahraga ya. Saya di (Departemen) pengentasan kemiskinan. Jadi memang di awal masa kepengurusan Mas Anas, Mas Anas itu sudah dipersekusi secara mekanisme partai," imbuhnya menegaskan.

Menurut Islah, ada sebuah perumpamaan yang pas seperti dalam buku tersebut.

Disebutkan Islah bahwa Anas Urbaningrum ibarat bayi yang tidak dikehendaki untuk lahir. 

"Inilah sebuah brutalitas SBY. Dia berusaha memframing sedemikian rupa dengan orkestrasi-orkestrasi yang menormalisasi kejahatan. Ini sejak awal saya melihat itu. Makanya saya tegak lurus bagaimana ini adalah perlakuan tidak adil oleh kekuasaan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini