TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini update status gunung api di Indonesia, Selasa (8/2/2022).
Berdasarkan laporan dalam laman resmi Magma Indonesia dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), terdapat empat gunung berapi yang berstatus Level 3 Siaga.
Empat gunung tersebut adalah Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Sinabung, dan Gunung Ili Lewotolok.
Pantauan siang ini, gunung Ili Lewotolok mengalami 12 kali gempa erupsi dengan amplitudo 13.8-38.8 mm.
Sebelumnya, tercatat erupsi Gunung Ili Lewotolok, Senin (7/2/2022) kemarin, pukul 00.10 WITA.
Pengamatan visual letusan tidak teramati.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 12 mm dan durasi 22 detik.
Berikut ini update status gunung api di Indonesia, Selasa (8/2/2022) periode pengamatan 06.00-12.00 WITA/WIB:
Baca juga: Kerjasama BUMDes dan Antam Atasi Persoalan Penambang Emas Tanpa Izin di Gunung Pongkor
1. Gunung Merapi (Level 3, Siaga)
Gunung Api Merapi terletak di Kab\Kota Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Posisi geografis Gunung Merapi di Latitude - 7.542°LU, Longitude 110.442°BT dan memiliki ketinggian 2968 mdpl.
Berdasarkan pengamatan visual, Gunung Merapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III.
Sedangkan asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 10-50 meter dari puncak.
Kondisi cuaca di sekitar gunung terpantau cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah timur.
Laporan suhu udara sekitar gunung tercatat 20-30°C, dengan tekanan udara di sekitar Gunung Merapi saat ini tercatat 567-717 mmHg.
Kelembaban udara di sekitar Gunung Merapi mencapai 56-89%.
Catatan kegempaan hari ini, terjadi 21 kali gempa Guguran dengan amplitudo 3-10 mm dan lama gempa 19-166 detik.
Selain itu tercatat satu kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 5 mm, S-P 0.5 detik dan lama gempa 6 detik.
Adapun potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro.
Guguran lava dan awan panas juga bergerak sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Imbauan kepada Masyarakat
Disarankan kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Bahaya lain yang harus diwaspadai masyarakat yaitu bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Aktivitas penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Sedangkan untuk pelaku wisata, direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
Baca juga: 22 Gunung Api di Indonesia Alami Peningkatan Aktivitas di Atas Normal, Ada Potensi Erupsi
2. Gunung Semeru (Level 3, Siaga)
Gunung Api Semeru terletak di Kab\Kota Lumajang, Malang, Jawa Timur.
Posisi geografis Gunung Semeru di Latitude - 8.108°LU, Longitude 112.92°BT dan memiliki ketinggian 3676 mdpl.
Laporan pengamatan visual menunjukkan Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II.
Sedangkan asap kawah tidak teramati.
Cuaca di sekitar Gunung Semeru terpantau cerah hingga berawan, angin lemah ke arah utara.
Tercatat kondisi suhu udara sekitar Gunung Semeru 23-30°C.
Pengamatan kegempaan kali ini, tercatat 15 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 12-24 mm, dan lama gempa 65-160 detik.
Selain itu tercatat lima kali Harmonik dengan amplitudo 6-12 mm, dan lama gempa 220-785 detik.
Imbauan kepada Masyarakat
Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Radius bahaya lainnya yaitu jarak 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Adapun potensi bahaya lainnya adalah awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Wilayah potensi bahaya tersebut terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Tren NFT Berpotensi Jadi Penyumbang Terbesar Kerusakan Lingkungan di Masa Depan
3. Gunung Sinabung (Level 3, Siaga)
Gunung Api Sinabung terletak di Kab\Kota Karo, Sumatera Utara.
Posisi geografis Gunung Sinabung di Latitude 3.17°LU, Longitude 98.392°BT dan memiliki ketinggian 2460 mdpl.
Pengamatan visual menunjukkan Gunung Sinabung terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I.
Menurut laporan pengamatan, asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 50-200 meter dari puncak.
Kemudian, cuaca di sekitar Gunung Sinabung terpantau berawan hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah selatan dan barat.
Lebih lanjut, suhu udara di sekitar Gunung Sinabung tercatat 15-28°C.
Catatan kegempaan siang hari ini nihil.
Imbauan kepada Masyarakat
Masyarakat dan pengunjung/wisatawan dilarang melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak G.Sinabung, radius sektoral 5 km (selatan-timur), dan 4 km (timur-utara dan barat).
Masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Kemudian, mereka juga harus mengamankan sarana air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
Disarankan kepada masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
4. Gunung Ili Lewotolok (Level 3, Siaga)
Gunung Api Ili Lewotolok terletak di Kab\Kota Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Posisi geografis gunung ini di Latitude - 8.272°LU, Longitude 123.505°BT dan memiliki ketinggian 1423 mdpl.
Menurut hasil pengamatan, penampakan visual Gunung Ili Lewotolok terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I.
Sedangkan asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak.
Laporan cuaca di sekitar Gunung Ili Lewotolok terpantau cerah, angin lemah ke arah timur.
Adapun suhu udara tercatat sekitar 24-37,7°C, dengan kelembaban 51,1-75,3% dan intensitas curah hujan 0,4 mm per hari.
Pengamatan kegempaan yang terjadi yaitu 12 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 13.8-38.8 mm, dan lama gempa 22-83.4 detik.
Terjadi 21 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 6.4-19.9 mm, dan lama gempa 25.7-58.4 detik.
Tercatat dua kali Harmonik dengan amplitudo 6.4-7.2 mm, dan lama gempa 25.5-101.8 detik.
Empat kali Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 5.6-10.9 mm, dan lama gempa 62.8-95.8 detik.
Gempa Vulkanik Dalam tercatat satu kali, dengan amplitudo 10 mm, S-P 0.42 detik dan lama gempa 13.4 detik.
Gempa Tektonik Jauh terjadi tiga kali, dengan amplitudo 6.6-10.8 mm, S-P 17 detik dan lama gempa 51.2-64.5 detik.
Selain itu terjadi tiga kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 6.5-9.9 mm, S-P 10.8-19.9 detik dan lama gempa 61.9-62 detik.
Catatan terakhir yaitu satu kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 mm, dominan 0.5 mm.
Imbauan kepada Masyarakat
Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.
Himbauan khusus masyarakat Desa Jontona, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selain itu, masker dan alat pelindung kulit dan mata adalah sarana pelindung kesehatan yang penting dari potensi bahaya abu vulkanik terhadap kesehatan.
Kemudian, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok harus mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Gunung Api