TRIBUNNEWWS.COM, JAKARTA - Vaksin Covid-19 Merah Putih yang dikembangkan oleh para peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan Biotis Pharmaceuticals telah memasuki uji klinis tahap 1.
Namun demikian masih butuh perjalanan panjang bagi vaksin karya anak bangsa itu sampai mendapat izin darurat penggunaan (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan bagaimana nantinya penggunaan vaksin ini, karena di sisi lain pemerintah terus mengebut program vaksinasi nasional.
BPOM awalnya menargetkan memberi EUA pada Maret, kemudian diundur menjadi Juni, dan akhirnya target ditetapkan menjadi pertengahan Juli.
Sedangkan tahapan uji klinis vaksin Merah Putih Unair baru dimulai pada Rabu (9/2/2022) kemarin.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan munculnya isu tentang bagaimana vaksin Merah Putih digunakan nanti karena pemerintah sudah memiliki target vaksinasi menggunakan vaksin yang telah tersedia.
"Sehingga menimbulkan isu bagaimana nanti penggunaan vaksin Merah Putih ini," kata Budi di acara virtual seremonial uji klinis Vaksin Merah Putih, di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Rabu (9/2/2022).
Program vaksinasi nasional diperkirakan akan mencapai target pada Maret. Lalu vaksinasi booster diperkirakan rampung pada Agustus.
Belum lagi vaksinasi anak yang diklaim berjalan sangat cepat, padahal baru dimulai pada akhir Desember 2021.
"Juga vaksinasi anak dengan segala keramaian di sosial media, tapi vaksinasi anak ini adalah vaksinasi yang paling cepat yang pernah saya lihat. Jadi sekitar 24-25 juta target kita baru jalan akhir Desember, ini sudah 17 juta," ujar Budi.
Dengan perjalanan cepat program vaksinasi nasional itu, Budi mengatakan bahwa pemerintah sudah punya rencana tersendiri terkait penggunaan vaksin Merah Putih.
Jika nantinya proses uji klinis dan segala perizinan telah dirampungkan, vaksin itu akan digunakan sebagai vaksin booster dan vaksin anak usia 3-6 tahun.
"Sementara yang kami lihat potensi untuk bisa digunakan untuk booster dan anak di atas 3 tahun," kata Budi.
Rencana menggunakan vaksin Merah Putih untuk booster dan vaksin anak usia 3-6 tahun itu lantaran pemerintah melihat masih jarang vaksin yang bisa digunakan bagi anak usia 3-6 tahun di Indonesia.
Baca juga: Tak Hanya Digunakan di Dalam Negeri, Vaksin Merah Putih akan Didonasikan ke Negara Afrika
Budi menyebut hanya sedikit merek vaksin Covid-19 di dunia yang bisa untuk anak usia 3-6 tahun. Vaksin Merah Putih diharapkan mengisi ruang kosong tersebut.
"Sekarang vaksin anak yang bisa kami berikan adalah di atas 6 tahun. Dari 3-6 tahun masih kosong, di dunia tidak banyak, setahu saya baru bisa Sinovac dan Pfizer. Pfizer juga sedang uji klinis, jadi ada kesempatan untuk digunakan vaksin anak primer usia 3-6 tahun," tambahnya.
Budi mengaku telah berkomunikasi dengan Kepala BPOM Penny K Lukito untuk membicarakan strategi dan teknis uji klinis agar harapan itu bisa terealisasi.
"Saya sudah bicarakan Ibu Penny dari BPOM strategi uji klinisnya seperti apa agar bisa disesuaikan dengan timing (pemberian dosis dan waktunya). Kami sudah diskusikan di dalam dan perhitungan bahwa vaksin Merah Putih bisa digunakan untuk booster dan vaksin anak," ujarnya.(tribun network/fat/kps/dod)