TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legislator PKB, Luqman Hakim, yang juga Ketua GP Ansor mengatakan sampai saat ini aparat keamanan masih terus berjaga dan bahkan membawa anjing pelacak di Desa Wadas, Purworejo.
Dia pun menegaskan kembali pesannya kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk menarik para anggotanya dari Desa Wadas.
"Sebagai kader NU yang mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah VI di DPR RI dari Fraksi PKB, di mana di dalamnya termasuk Desa Wadas Kec. Bener Kab. Purworejo, saya minta kepada Kapolri untuk segera merealisasikan komitmennya menarik seluruh pasukan polisi dari Desa Wadas dan sekitarnya. Penarikan pasukan ini penting untuk mengurangi faktor traumatik warga," kata Luqman dalam pesan yang diterima Tribunnews, Sabtu (12/2/2022).
Selain itu, Luqman juga mengatakan listrik PLN di desa tersebut masih padam hingga sinyal seluler sulit diperoleh menyebabkan informasi dari Desa Wadas tidak mudah diakses.
"Saya minta kepada PLN agar segera menghidupkan kembali aliran listrik ke Desa Wadas sehingga warga dapat kembali berkegiatan dengan normal. Aksi sepihak PLN mematikan listrik di Desa Wadas sepihak hari Senin (7/2/2022) lalu merupakan tindakan zalim dan melanggar UU Perlindungan Konsumen," katanya.
Baca juga: Pesan Komnas HAM ke Ganjar dalam Tangani Konflik Wadas: Pakai Cara Humanis, Minta Warga Tak Ditekan
Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu juga mendesak kepada provider telekomunikasi seluler agar segera menormalkan kembali sinyal seluler di Desa Wadas.
"Mematikan jaringan seluler di Desa Wadas merupakan tindakan sewenang-wenang, merugikan konsumen dan menghalangi warga mendapatkan keadilan," pungkas dia.
Seperti diketahui, konflik lahan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah terjadi saat akan dilaksanakan pengukuran lahan.
Sekitar 64 warga Desa Wadas Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah yang menolak pembebasan lahan ditangkap oleh aparat kepolisian.
Namun, kini kepolisian telah membebaskan seluruh warga yang sempat ditahan.