"Kita lihat minggu depan, orang tua lebih seneng PTM apa PJJ. Kalau lebih suka PTM, nanti kita lihat apakah bisa dilakukan 50 persen atau 100 persen. Karena ini pandemi tinggi-tingginya," katanya.
Dikutip dari Kompas.com, Gibran menyatakan, orangtua boleh mengizinkan anaknya ikut PTM atau PJJ.
"Yang jelas kami tidak ingin memaksa orang tua murid, kalau datang ke sekolah (ikut PTM) silahkan."
"Kalau masih takut ya PJJ, PJJ tidak dianggap absen, kami kembalikan ke orangtua murid, seminggu ke depan kami evaluasi lagi," jelasnya.
Adapun Keputusan mengenai pelaksanaan PTM akan tertuang dalam surat edaran yang diterbitkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo.
Untuk sekolah yang ada kasus Covid-19, Gibran mengatakan, untuk tidak menggelar PTM terlebih dahulu.
Siswa di Kota Solo Tolak PJJ
Masih mengutip Kompas.com, sejumlah siswa sekolah di Kota Solo, Jawa Tengah menolak pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PPJ) dihadapan Wali Kota, Gibran Rakabuming Raka.
Penolakan ini disampaikan oleh keempat perwakilan siswa dari SDN Kleco Surakarta, setelah Gibran melakukan peresmian Panel Surya dan Solar Charging Station di sana.
Siswa kelas 5 SDN Kleco, Queen Kyla (10), beralasan saat PTM mengaku lebih memudahkan proses belajar dan bisa bertemu dengan teman-teman dan gurunya.
"(Pembelajaran) enggak disampaikan langsung materinya, lebih sering di kasih tugas salahnya di mana tidak tahu," jelas Kyla kepada Kompas.com, Jumat (11/2/2022).
Selain itu, Kyla bercerita selama melaksanakan PJJ di rumah tidak maksimal belajar.
"Di rumah kadang belajar sendiri kadang sama Mama Papa," cerita Kyla.
"Mana Papa kerja, juga punya bayi jadi momong juga. Jadi agak repot," lanjutnya.