TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo terus merangkak naik.
Berdasarkan hasil survei yang dikeluarkan oleh Litbang Kompas pada akhir Januari 2022, kepuasan publik mencapai angka 73,9 persen.
Ketua Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, Barita Simanjuntak ikut mengomentari tingginya kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi.
Menurutnya, Jokowi konsisten dan berani mengambil keputusan-keputusan populis untuk takyat secara cepat dan tepat.
Barita melihat jika penegakan hukum di era Jokowi tidak pandang bulu.
Terbukti dengan kasus-kasus megakorupsi seperti Asabri dan Jiwasraya yang berhasil dibereskannya.
“Berpandangan dengan itu untuk kasus-kasus kecil yang dialami rakyat kecil diterapkan Restorative Justice sehingga publik menilai sebagai adanya akses keadilan untuk rakyat kecil,” ujar Barita saat dihubungi di Jakarta, Selasa (22/2/2022).
Baca juga: Survei: Angka Ketidakpuasan terhadap Kinerja Jokowi, Jabar Tertinggi, Disusul DKI Jakarta & Banten
Selain itu, tingginya kepuasan publik terhadap kepemimpinan Jokowi juga memberikan indikasi jika kebijakan pemerintah berhasil membawa dampak baik pada kehidupan masyarakat.
Barita melihat, Jokowi telah memberikan bukti nyata keberpihakannya kepada masyarakat.
“Bagi publik ini menunjukkan bahwa publik merasakan hadirnya negara menjawab kebutuhan riel dan adanya kepastian penegakan hukum yang berkeadilan,” tutur Barita.
Lebih lanjut Barita mengatakan survei yang dilakukan Litbang Kompas ini tentunya menjadi acuan jika kebijakan-kebijakan yang selama ini sudah dikeluarkan oleh Jokowi bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
Apalagi, lembaga yang melakukan survei memiliki kredibilitas tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Ini adalah salah satu indikator bahwa kebijakan kepemimpinan Nasional di bawah Pak Jokowi sukses terimplementasi dengan baik dan berbanding lurus reaksi publik juga mengapresiasi capaian kinerja baik tersebut,” terang Barita.
Survei yang dilakukan Litbang Kompas ini diselenggarakan melalui wawancara tatap muka pada 17-30 Januari kepada 1.200 responden.
Tingkat kepercayaan mencapai 95 persen dengan margin of error pada 2,8 persen.