News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Capres

Survei Tertutup 15 Nama Terhadap Pemilih Kritis SMRC: Elektabilitas Gubernur Jateng Paling Tinggi

Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DIrektur Riset SMRC, Deni Irvani Tanggapi Soal Pemilih Lebih Pentingkan Kualitas Personal Capres Dibanding Keputusan Partai (Tangkap Layar Kompas Tv) (Selasa 12/10/2021)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil survei tertutup 15 nama terhadap pemilih kritis yang dimutakhirkan pada 8 sampai 10 Februari 2022 oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Ganjar Pranowo paling tinggi dibandingkan nama lainnya. 

Direktur Riset SMRC Deni Irvani menjelaskan Ganjar mendapat dukungan sebesar 27,5% pemilih kritis pada survei tersebut.

Deni mengatakan hasil tersebut konsisten dengan dua hasil survei yang sama pada aspek top of mind dan semi terbuka 29 nama.

Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Survei dan Opini Publik SMRC: Kecenderungan Pilihan Presiden Kelompok Pemilih Kritis yang ditayangkan di kanal Youtube SMRCTV pada Senin (28/2/2022).

"Kita bisa lihat di sini, konsisten hasilnya. Ganjar Pranowo paling tinggi 27,5%," kata Deni.

Sementara itu, kata dia, Anies Baswedan berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 14,8%.

Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar 27,5 Persen, Anies Unggul Tipis atas Prabowo

Posisi tersebut, kata dia, seimbang dengan Prabowo Subianto sebesar 14,3%.

Berikut nama-nama lainnya:

Sandiaga Uno 6,2%
Ridwan Kamil 5,9%
Agus Harimurti Yudhoyono 2,5%
Puan Maharani 1,7%
Erick Thohir 1,2%
Andika Perkasa 0,9%
Gatot Nurmantyo 0,8%
Tri Rismaharini 0,6%
Airlangga Hartarto 0,6%
Khofifah Indar Parawansa 0,5% Budi Gunawan 0,4%
A Muhaimin Iskandar 0,2%

Sedangkan mereka yang belum tahu yakni sebanyak 21,8%.

Baca juga: Survei SMRC: Ganjar Pranowo Jadi Capres Pilihan Pemilih Kritis

Pendiri SMRC Saiful Mujani menjelaskan pemilih kritis adalah pemilih yang punya informasi lebih baik tentang berbagai isu nasional, politik, ekonomi, pembangunan, dan sebagainya.

Dengan demikian, hal tersebut menjadi bahan pertimbangan mereka ketika menilai dan memilih seorang calon presiden.

Pemilih kritis, kata dia, kebanyakan adalah warga perkotaan atau warga yang tinggal di perkotaan dan relatif lebih berpendidikan.

Pemilih kritis, lanjut dia, biasanya punya pengaruh lebih kuat di dalam kehidupan masyarakat.

Mereka, kata Saiful, juga biasanya tidak mudah dipengaruhi dan justru lebih mudah memperngaruhi.

Baca juga: Jarak Elektabilitas Ganjar dengan Prabowo dan Anies Baswedan Semakin Jauh dalam Survei SMRC Terbaru

Menurut Saiful mempelajari pemilih kritis sangat penting dan strategis dalam konteks pemilihan presiden dan pemilihan-pemilihan umum lainnya.

Hal tersebut, kata dia, karena mereka yang punya basis pemilih kritis yang besar maka akan punya basis yang kuat secara elektoral ke depan mengingat mereka punya basis sosial yang sulit dipengaruhi tapi justru akan mempengaruhi pemilih-pemilih lain.

"Akan mempunyai efek bola salju dalam proses kontestasi pemilu yang akan berlangsung di negara kita tahun 2024 nanti," kata Saiful.

Terkait survei tersebut, SMRC melakukan serangkaian survei nasional melalui telepon dengan pewawancara yang dilatih dan dimutakhirkan terakhir pada 8 sampai 10 Februari 2022.

Target populasi survei tersebut adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 72% dari total populasi nasional.

Dalam survei terakhir pada 8 sampai 10 Februari 2022, sampel sebanyak 1.268 responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dan diwawancarai lewat telepon.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode double sampling dan random digit dialing (RDD).

Double sampling adalah teknik memilih sampel secara acak dari kumpulan sampel hasil survei sebelumnya.

Sementara RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. 

RDD dalam survei tersebut diterapkan terutama untuk menambah jumlah sampel hasil double sampling.

Dengan teknik double sampling, sampel sebanyak 811 responden dipilih secara acak dari database responden hasil survei tatap muka yang telah dilakukan SMRC sebelumnya. 

Sementara itu dalam RDD sampel sebanyak 457 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.

Margin of error survei diperkirakan ±2.8% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.

Baca juga: Ganjar Melesat Jauh Ungguli Anies, di Survei Semi Terbuka 29 Nama Terhadap Pemilih Kritis SMRC

Survei terakhir dilakukan pada 8 sampai 10 Februari 2022 dan survei sebelumnya dilakukan secara rutin setiap minggu sejak April 2020. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini