News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dorong Transformasi Layanan Pendidikan, PTKIN dan Kanwil Kemenag Sepakat Bangun Kolaborasi

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sinergisitas PTKIN dan Kantor Wilayah Kementerian Agama dalam Membangun Pendidikan Islam Integratif dan Kompetitif di Surabaya, Senin (8/3/2022).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Kolaborasi antara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama perlu menjadi prioritas guna membangun pendidikan Islam yang integratif dan kompetitif.

Hal itu terutama komunikasi yang masif antara Rektor/ Ketua PTKIN dan Kepala Kanwil Kemenag dalam menjaring siswa-siswi berprestasi dari Lembaga Pendidikan dibawah Kementerian Agama.

Gagasan tersebut mencuat dalam pembukaan Rapat Kerja (Raker) Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) bertema "Sinergisitas PTKIN dan Kantor Wilayah Kementerian Agama dalam Membangun Pendidikan Islam Integratif dan Kompetitif" di Surabaya, Senin (8/3/2022).

Raker ini dihadiri 57 peserta yang terdiri dari para rektor PTKIN dan 23 Kakanwil Kemenag.

Saat membuka acara, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Nizar Ali. M.Ag menuturkan, prestasi siswa-siswi di lingkungan Kementerian Agama tak jarang unggul bahkan melampaui prestasi siswa-siswi sekolah umum. Namun, potensi tersebut belum terserap secara maksimal oleh PTKIN yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Kalau kita lihat 1000 top ranking sekolah berdasarkan ujian tulis berbasis komputer, MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Insan Cendekia itu nomor satu, artinya MAN kita itu jauh luar biasa, tetapi talenta ini tidak ditangkap oleh para rektor yang memiliki variasi prodi,"ujar Prof Nizar.

"Ini karena tidak ada komunikasi antara Rektor dengan Kakanwil sehingga nanti Kakanwil bisa memberikan afirmasi kepada kepala Madrasah," imbuhnya.

Baca juga: Cara Daftar SPAN-PTKIN 2022: Simak Syarat, Jadwal Seleksi, dan Ketentuan Pilihan Prodi

Menurut Prof Nizar, tema Raker Diktis ini sangat momental dan relevan dalam menterjemahkan arahan Gus Menteri untuk mempercepat layanan umat di bidang pendidikan.

Dengan sinergisitas, PTKIN akan memiliki talenta-talenta unggul dari Madrasah-madrasah di bawah Kanwil Kementerian Agama. Dimana kedua belah pihak, baik Rektor maupun Kakanwil harus proaktif guna mewujudkan hal tersebut.

"Kepala Kanwil perlu memberikan afirmasi kepada anak didik supaya ada pandangan, bahwa saat mereka telah sampai pada capaian-capaian atau prestasi-prestasi tersebut, maka mereka bisa melanjutkan ke PTKIN dengan kualifikasi dosen yang sama dengan Perguran Tinggi Umum," lanjutnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. M. Ali Ramdhani menyatakan, sinergitas anatara Kanwil dengan PTKIN tidak lepas dari program strategis atau program unggulan yang disampaikan oleh Menteri Agama, dan raker ini diharapkan meningkatkan capaian program-program unggulan yang dicanangkan oleh Menteri Agama.

“Dalam rapat kerja ini tentunya sinergisitas akan memunculkan keunggulan-keunggulan dari Kanwil dan keunggulan dari PTKIN yang nantinya dapat menangkap potensi-potensi dari siswa-siswi kita, mahasiswa-mahasiswa kita dan santri-santri kita,” sebut Prof Ali Ramdhani.

Lebih dari itu, kolaborasi antara Kanwil dan PTKIN tak lain adalah upaya memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, dimana hal tersebut sesuai dengan tagline yang kini diusung oleh Kementerian Agama RI, yakni transformasi layanan umat.

“Yang tak kalah penting dari kolaborasi ini adalah partisipatif, dimana ego-ego sektoral harus dilebur karena inti dari semua ini adalah cita-cita kita bersama, yakni memberikan layanan terbaik untuk umat, sesuai tagline yang kita usung saat ini tarnsformasi layanan umat,” tandas Pro Ali Ramdhani.

Direktur Pendidikan Tinggi Kegamaan Islam (Diktis), Prof. H. Amin Suyitno di tempat yang sama mengatakan, minat lulusan Madrasah Aliyah terhadap perguruan tinggi keagamaan Islam masih minim.

Hal tersebut tidak sebanding dengan banyaknya madrasah aliyah dan jumlah alumninya.

"Sebanyak 44 persen justru dari SMA, jadi hanya terpaut 2 pesen. Itu artinya minat alumni madrasah aliyah tidak terlalu siginifikan dibanding dari jumlah madrasah aliyah dan para alumni siswanya," bebernya.

"Lagi-lagi ini harus jadi perhatian kita bersama. Sejumlah madrasah aliyah negeri, apalagi MAN IC telah dibiayai relatif besar oleh Kementerian Agama, tetapi ironinya animo alumni madrasah unggulan, belum sepenuhnya kuliah ke PTKIN," imbuh Suyitno.

TSuyitno menjelaskan, ada berbagai faktor kenapa minat alumni madrasah aliyah belum maksimal terhadap PTKIN.

Salah satunya menurut Guru besar UIN Raden Patah Palembang itu karena PTKIN tidak memberikan golden ticket, atau bisa jadi kanwilnya tidak proaktif memberikan diseminasi.

"Tentu kita berkepentingan alumni madrasah aliyah yang exelent itu menjadi calon mahasiswa PTKIN supaya kemudian nanti prestasi PTKIN terus berkesinambungan, tegas Suyitno.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini