Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejadian menegangkan terekam saat Dansatgas Yonif 408/SBH Letkol Inf Ade Afri Verdaniex melaporkan kejadian penyerangan Pos Koramil Gome di Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (27/1/2022) lalu kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa secara virtual.
Saat itu, Andika dan para pimpinan TNI tampak sedang menggelar rapat di Papua.
Ade yang sedang berada di Pos Koramil Gome bergabung ke dalam rapat tersebut melalui video conference.
Awalnya, dengan mengenakan rompi anti peluru Ade tampak tenang menjelaskan kronologi penyerangan tersebut.
Di belakangnya tampak dua perajurit TNI yang mendampinginya.
Saat Ade dan Andika sedang melakukan tanya jawab mengenai kronologi penyerangan, tiba-tiba Andika kehilangan kontak dengan Ade.
Baca juga: Ketika Jenderal Andika Ambil Langkah Tegas Soroti Proses Hukum Kasus Perkelahian Prajurit di Papua
"Letkol Ade? Bagaimana, apakah suara saya bisa didengar? Sudah bergabung lagi ini Letkol Ade," kata Andika dalam tayangan di kanal Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa yang diunggah pada Kamis (10/3/2022).
Ade kemudian muncul dan mengatakan ada tembakan.
"Izin Bapak ada tembakan. Ada tembakan," kata Ade dengan suara yang terputus-putus.
Andika kemudian menanyakan dari arah mana suara tersebut.
Ade kemudian menjawab anggotanya masih mencari informasi asal tembakan tersebut.
Andika kemudian memerintahkan Ade untuk segera memberikan anggotanya perintah untuk tetap pada perlindungan.
Baca juga: Jokowi Sebut Panglima TNI Andika Perkasa Positif Covid-19, Tak Hadiri Rapim TNI-Polri 2022
"Oke ya sudah. Yang penting yang lain kasih perintah dulu. Letkol Ade kasih perintah ke anggota untuk tetap pada perlindungannya. Saya akan berikan instruksi saja. Untuk Letkol Ade mikrofonnya bisa dimute," kata Andika.
Ade kemudian muncul kembali di layar dengan mengenakan helm pelindung yang sebelumnya tidak dikenakannya.
"Siap, Bapak," kata Ade.
Andika lalu menyampaikan arahannya kepada para peserta rapat.
Ia mengatakan agar pesannya kepada para Panglima Kodam dan Danrem untuk bergaul dengan masyarakat diteruskan ke jajaran TNI yang paling bawah.
"Intinya dengan tugas kita yang baru semua pos ini, semuanya ini adalah tugas-tugas Kodim, tugas Koramil, kita bergaul dengan masyarakat," kata Andika.
Terkait insiden di Pos Gome, kata dia, sudah ada beberapa nama yang menjadi sasaran utama untuk diberikan bantuan dan dijalin komunikasinya.
Baca juga: FAKTA Seragam Baru TNI AD: Digagas Jenderal Andika, Punya Corak Khas Loreng TNI AD
"Mereka-merekalah yang kemudian harus menjadi sasaran utama dalam hal kita memberikan bantuan dan berkomunikasi dengan mereka. Dengan begitu maka hubungan kita akan lebih bagus," kata Andika.
Diberitakan sebelumnya, terjadi kontak tembak antara prajurit TNI dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua di Distrik Gome Kabupaten Puncak Papua pada Kamis (27/1/2022).
Tiga prajurit yang gugur tersebut merupakan personel Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh.
Mereka adalah Serda Rizal, Pratu Tuppal Baraza, dan Pratu Rahman.
Sementara itu satu prajurit yang kritis yakni Pratu Saeful.
"Akibat penyerangan brutal KST terhadap Pos Satgas Kodim YR 408/Sbh mengakibatkan personel TNI berjumlah tiga personel Satgas Kodim YR 408/Sbh meninggal dunia dan 1 (satu) personel dalam kondisi kritis," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga dalam keterangan resminya pada Kamis (27/1/2022).
Aqsha menjelaskan kejadian bermula dari penyerangan gerombolan KST terhadap Prajurit TNI dari Pos Koramil Gome, Satgas Kodim YR 408/Sbh pada pagi hari.
Saat dilaksanakan pergantian jaga, kata dia, tiba-tiba Satgas Kodim YR 408/Sbh mendapatkan tembakan dari Pok KSTP.
Personel TNI Satgas Kodim YR 408/Sbh, kata dia, kemudian melakukan tembakan balasan.
Akibat kejadian tersebur, lanjut dia, terdapat korban dua orang personel Satgas Kodim YR 408/Sbh terkena tembakan yaitu Serda Rizal luka tembak di bagian pinggang dan Pratu Tuppal Baraza luka tembak di perut bagian bawah.
Akibat tertembak oleh gerombolan KST, kata Aqsha, kemudian kedua Prajurit TNI tersebut dievakuasi menuju Puskesmas Ilaga dengan menggunakan kendaraan.
Prajurit TNI Serda Rizal, lanjut Aqsha, meninggal dunia pada saat perjalanan menuju Puskesmas Ilaga.
Kemudian setibanya di Puskesmas Ilaga, kata dia, korban Pratu Tuppal Baraza mendapat pertolongan pertama oleh Dokter Puskesmas Ilaga.
Namun setelah mendapat pertolongan dari Dokter Puskesmas, lanjut dia, Pratu Tuppal Baraza dinyatakan meninggal dunia.
Setelah dilaksanakan evakuasi, kata Aqsha, kembali terjadi penyerangan kembali oleh KST terhadap Pos Satgas Kodim YR 408/Sbh.
Akibat penyerangan kembali ke Pos TNI, kata dia, dua personel atas nama Pratu Rahman dan Pratu Saeful terkena tembakan kemudian dievakuasi ke Puskesmas Illaga.
"Setibanya di Puskesmas Ilaga, korban Pratu Rahman dinyatakan meninggal dunia oleh dokter puskesmas," kata Aqsha.