Atas dasar hal itu Hasto mengajak agar semua berdisiplin dalam berbicara dan bergerak tunggal, yakni
membantu rakyat, dan hal itulah jalan legacy bagi kepemimpinan Pak Jokowi yang terus bekerja keras
bagi negeri.
Jumat (11/3) lalu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berbicara tentang wacana penundaan pemilu
hingga perpanjangan jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Luhut mengklaim usulan penundaan Pemilu 2024 berasal dari masyarakat.
Hal ini dikatakan Luhut berdasar analisis big data yang dimiliki pemerintah.
Luhut mengatakan bahwa saat ini pemerintah memantau percakapan 110 juta orang di media sosial.
Baca juga: Luhut Sebut Penurunan Angka Kematian Covid-19 Berjalan Lambat, Terutama di Jateng
Baca juga: Angka Kematian dan BOR Terus Turun, Wagub DKI Harap Minggu Depan Ibu Kota Turun Jadi PPKM Level 1
Dari data tersebut, Luhut mengungkapkan bahwa sebagian masyrakat ingin kondisi sosial politik di
Indonesia ini tenang.
Diakui Luhut mereka lebih menginginkan kondisi ekonomi ditingkatkan.
Hal itu disampaikan Luhut dalam podcast #closethedoor di channel YouTube Deddy Corbuzier.
"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi
seperti kemarin. Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan
menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," ujarnya.
Di sisi lain, Luhut mengatakan bahwa Pak Jokowi tidak masalah jika Pemilu 2024 dilaksanakan tepat
waktu.
Menurut Luhut ada pihak-pihak yang merasa ketakutan jika penundaan Pemilu benar-benar
terjadi.
"Kalau nggak setuju rame-rame ya nggak masalah, Pak Presiden juga nggak masalah, tapi orang
pada takut aja yang sudah pengen jadi (presiden) ketunda," paparnya.
Luhut sendiri mengatakan bahwa dirinya tidak ingin maju dalam Pemilu 20224.
"Kalau saya sih nggak, tahun 2024 saya sudah 77 tahun, saya sudah nggak kepengen jadi (presiden)," paparnya.